5 Fakta Tragis di Balik Kematian Siswa SMA Garut yang Diduga Akibat Perundungan
- VIVA
VIVA Tangerang – Kematian seorang siswa kelas X di SMA Negeri Garut, Jawa Barat, menggemparkan publik. Siswa tersebut ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Senin 14 Juli 2025, dan kasus ini menyedot perhatian nasional karena diduga berkaitan dengan aksi perundungan di sekolah. Berikut lima fakta tragis di balik kejadian ini:
1. Siswa Meninggal Dunia dengan Cara Gantung Diri
Korban yang masih duduk di bangku kelas X SMA ditemukan meninggal dunia di rumahnya. Polisi yang melakukan olah tempat kejadian perkara tidak menemukan tanda-tanda kekerasan fisik dan menyimpulkan penyebab kematian mengarah pada aksi bunuh diri.
2. Dugaan Perundungan Jadi Pemicu
Peristiwa ini menjadi sorotan luas setelah muncul dugaan bahwa korban mengalami perundungan (bullying) di lingkungan sekolah. Meskipun belum ada kesimpulan resmi, isu ini langsung viral di media sosial dan memicu kecemasan banyak orang tua dan pelajar.
3. Kemendikdasmen Turunkan Tim Investigasi
Menanggapi kasus ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menurunkan tim khusus dari Inspektorat Jenderal untuk menelaah kasus secara menyeluruh. Wakil Menteri Fajar Riza Ul Haq juga langsung turun ke Garut dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
4. TPPK Dievaluasi Kinerjanya
Tragedi ini turut memicu evaluasi terhadap kinerja Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) yang seharusnya berfungsi melindungi siswa dari kekerasan dan perundungan. Kemendikdasmen menilai perlu peninjauan serius agar tim ini benar-benar efektif dan tidak hanya bersifat administratif.
5. Keluarga Minta Tak Ada Spekulasi Publik
Pihak keluarga korban meminta semua pihak, termasuk netizen, untuk tidak berspekulasi dan menyebarkan opini tanpa fakta. Mereka berharap suasana duka tetap dihormati, dan proses investigasi berjalan secara objektif dan mendalam.
Kasus ini menjadi pengingat keras bagi dunia pendidikan bahwa lingkungan sekolah harus benar-benar aman secara fisik dan mental. Tragedi seperti ini tidak boleh terulang. Sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat tumbuh yang penuh empati dan perlindungan. (Antara)