Ini Reaksi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi soal Tragedi Maut Pesta Rakyat Garut
- Antara
VIVA Tangerang – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mempersilakan Kepolisian Resor (Polres) Garut untuk mengusut tuntas tragedi kericuhan dalam acara Pesta Rakyat yang digelar di Pendopo Kabupaten Garut. Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian pernikahan putranya, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina.
Kericuhan yang terjadi pada Kamis malam 17 Juli 2025 itu berujung duka mendalam. Sebanyak tiga orang meninggal dunia dan 26 orang lainnya mengalami luka-luka hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Korban meninggal di antaranya seorang anak perempuan berusia delapan tahun, seorang warga lanjut usia, serta seorang anggota kepolisian.
Gubernur Jabar: Tidak Akan Halangi Penyelidikan Polisi
Gubernur yang akrab disapa KDM ini menyampaikan belasungkawa mendalam kepada seluruh keluarga korban. Ia menegaskan, dirinya tidak akan menghalangi proses hukum dan penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian.
"Silakan Polres Garut melakukan penyelidikan. Jangan ada yang ditutupi. Saya sebagai orang tua dari mempelai menyerahkan sepenuhnya kepada Kepolisian untuk mengungkap fakta di lapangan," kata Dedi Mulyadi usai mengunjungi pasien korban di RSUD dr Slamet Garut, Jumat malam 18 Juli 2025.
Menurut Dedi, dirinya tidak mengetahui secara detail mengenai teknis pelaksanaan pesta rakyat, termasuk acara makan gratis yang disebut-sebut menjadi titik kerumunan paling padat. Ia menilai, peristiwa ini harus menjadi pelajaran agar ke depan acara yang bersifat terbuka dan massal bisa ditangani dengan manajemen kerumunan yang lebih baik.
Identitas Korban Meninggal Dunia
Dalam peristiwa memilukan tersebut, tiga korban yang dinyatakan meninggal dunia adalah:
Vania Aprilia (8 tahun), warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota.
Dewi Jubaeda (61 tahun), warga setempat.
Bripka Cecep Saeful Bahri (39 tahun), anggota Polres Garut yang tewas saat membantu proses evakuasi di tengah kerumunan.
Bripka Cecep dinyatakan gugur saat menjalankan tugas, menambah kesedihan institusi Polri yang turut kehilangan salah satu personel terbaiknya.
Polisi Bentuk Tim Khusus untuk Selidiki Kericuhan
Kapolres Garut telah menyatakan bahwa pihaknya membentuk tim khusus untuk mendalami penyebab kericuhan, termasuk memeriksa pihak panitia, saksi di lapangan, serta rekaman CCTV yang ada di lokasi.
Dugaan sementara mengarah pada manajemen kerumunan yang buruk, di mana ribuan warga memadati area Pendopo untuk mendapatkan makanan gratis dan menyaksikan hiburan. Kondisi semakin kacau saat akses keluar masuk tidak terkelola dengan baik hingga memicu dorong-dorongan yang berujung jatuhnya korban.
Acara Pernikahan Berubah Jadi Duka
Pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia bagi dua tokoh muda Garut, Luthfianisa dan Maula Akbar, kini berubah menjadi sorotan nasional. Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemerintah Kabupaten Garut menyatakan akan memberikan bantuan kepada para korban dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan acara publik.
"Ini pelajaran pahit. Kita tidak bisa hanya menyesali, tapi harus memastikan tidak ada lagi kejadian serupa," kata Gubernur Dedi Mulyadi. (Antara)