Bahaya Sibling Rivalry Jika Dibiarkan Terus-Menerus
- VIVA
Tangerang – Setiap keluarga dengan lebih dari satu anak pasti pernah menghadapi yang namanya sibling rivalry atau persaingan antar saudara. Sekilas, pertengkaran kecil antar kakak-adik memang terlihat wajar, bahkan sering dianggap bagian normal dari tumbuh kembang anak. Namun hati-hati! Jika sibling rivalry dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan yang tepat, dampaknya bisa memengaruhi hubungan mereka seumur hidup.
Apa Itu Sibling Rivalry?
Sibling rivalry adalah kondisi di mana kakak dan adik merasa saling bersaing untuk mendapatkan perhatian, kasih sayang, atau validasi dari orang tua. Biasanya muncul karena adanya perasaan cemburu, iri, atau merasa dibanding-bandingkan.
Perselisihan kecil seperti berebut mainan atau tempat tidur kadang memang tidak bisa dihindari. Namun, kalau sering berlanjut ke saling menghina, memukul, bahkan merusak barang milik saudara, inilah tanda sibling rivalry sudah menjadi masalah serius.
Penyebab Utama Sibling Rivalry
Beberapa faktor yang sering memicu sibling rivalry, di antaranya:
- Pola asuh orang tua yang suka membandingkan anak.
- Anak merasa tidak diperlakukan adil.
- Perbedaan usia yang terlalu dekat.
- Anak tidak diajarkan cara menyelesaikan konflik dengan sehat.
- Orang tua tidak konsisten menegur perilaku kasar.
Bahaya Jika Sibling Rivalry Dibiarkan
Banyak orang tua menganggap pertengkaran saudara akan selesai dengan sendirinya. Faktanya, sibling rivalry yang tidak ditangani justru bisa berdampak panjang, di antaranya:
1. Anak Tumbuh Penuh Rasa Cemburu & Benci
Persaingan yang tidak sehat bisa menanamkan rasa iri dan benci mendalam antar saudara. Hubungan yang renggang ini bisa terbawa hingga dewasa, bahkan membuat mereka enggan saling mendukung.
2. Muncul Masalah Perilaku
Anak yang merasa selalu dibandingkan bisa tumbuh dengan rasa rendah diri, mudah memberontak, atau mencari perhatian dengan perilaku negatif. Misalnya, sering berbohong atau merusak barang saudara.
3. Kesehatan Mental Terganggu
Pertengkaran yang sering membuat anak merasa tidak aman di rumah. Stres ini berpengaruh pada emosi, prestasi sekolah, bahkan kepercayaan diri.
4. Menjadi Pola Hubungan Buruk Saat Dewasa
Tanpa disadari, anak bisa membawa pola rivalitas ini ke hubungan sosial lain. Ia bisa sulit membangun kerjasama, sering merasa terancam oleh keberhasilan orang lain, atau cenderung berkompetisi secara tidak sehat.
Tips Mengurangi Sibling Rivalry
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua agar rivalitas saudara tidak berkembang menjadi konflik panjang:
Jangan Membandingkan Anak
Setiap anak punya kelebihan dan keunikan masing-masing. Fokus pada apresiasi usaha anak, bukan hanya hasil.
Beri Perhatian Secara Adil
Luangkan waktu berdua dengan masing-masing anak agar mereka merasa dicintai tanpa syarat.
Ajarkan Anak Menyelesaikan Masalah
Bantu anak belajar meminta maaf, bergantian main, atau berdiskusi saat bertengkar.
Jadi Penengah yang Bijak
Jangan selalu menyalahkan salah satu anak. Dengarkan alasan masing-masing, kemudian cari solusi yang adil.
Terapkan Aturan Rumah
Buat aturan jelas tentang perilaku apa yang tidak boleh dilakukan saat berkonflik, misalnya memukul atau merusak barang.
Sibling rivalry memang wajar, tetapi bukan berarti boleh dibiarkan tanpa solusi. Jika dibiarkan, rivalitas antar saudara bisa berdampak buruk pada hubungan keluarga, perilaku, dan mental anak hingga dewasa.
Kuncinya, orang tua harus peka, adil, dan siap membimbing anak-anak belajar menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat. Yuk, bantu anak tumbuh dengan hubungan saudara yang akur, saling mendukung, dan penuh kasih!