Ghosting Bukan Cuma di Percintaan: Fenomena Menghilang dari Circle Toxic

Ilustrasi pertemanan (freepik.com)
Sumber :
  • Freepik

Tidak bisa dipungkiri, meninggalkan lingkaran pertemanan toxic bisa membawa dampak positif. Banyak orang merasa lebih tenang, lebih produktif, dan lebih fokus pada hal-hal yang membangun diri. Mereka juga bisa mulai membangun circle baru yang lebih suportif. Dalam beberapa kasus, ghosting circle toxic justru menjadi titik balik untuk mengenal diri lebih dalam.

Selain itu, tindakan ini juga dianggap sebagai bentuk self-love. Tidak semua orang memiliki keberanian untuk memutuskan hubungan yang tidak sehat. Dengan ghosting, orang merasa lebih bebas dari tekanan, tanpa harus terjebak dalam drama yang melelahkan.

Dampak Negatif Ghosting Circle Toxic

Meski demikian, ghosting juga memiliki sisi negatif. Orang yang ditinggalkan sering merasa bingung, disalahkan, bahkan menjadi korban gosip balik. Hubungan pertemanan yang hilang secara tiba-tiba juga bisa menyisakan luka psikologis, apalagi jika tidak ada penjelasan yang jelas.

Selain itu, ghosting yang dilakukan tanpa introspeksi juga bisa menjadi kebiasaan buruk. Seseorang jadi terbiasa lari dari masalah tanpa menyelesaikannya secara dewasa. Akibatnya, pola toxic ini bisa terbawa ke relasi berikutnya.

Cara Sehat Mengakhiri Circle Toxic

Daripada ghosting, sebenarnya ada cara yang lebih bijak untuk keluar dari lingkaran pertemanan toxic. Berikut beberapa tipsnya: