Sleep Tourism: Tren Liburan Unik Demi Tidur Pulas

Ilustrasi tidur (freepik.com)
Sumber :
  • Freepik

Bahkan, beberapa resort di Bali, Ubud, hingga Lombok mulai melirik konsep sleep retreat yang menggabungkan wisata alam dengan sesi tidur berkualitas. Gen Z yang sering terpapar tren work-life balance pun semakin penasaran dengan paket sleep tourism yang menjanjikan ‘liburan anti lelah’ ini.

Sleep Tourism: Gaya Hidup Mahal atau Investasi Kesehatan?

Pertanyaan yang sering muncul, apakah sleep tourism hanya sekadar gaya hidup mewah yang tidak perlu? Faktanya, tren ini justru dianggap sebagai bentuk investasi kesehatan. Tidur yang berkualitas terbukti dapat meningkatkan sistem imun, memperbaiki suasana hati, dan mencegah stres berlebihan.

Meski demikian, sleep tourism tentu bukan satu-satunya solusi. Kamu tetap perlu membangun kebiasaan tidur sehat, seperti tidur cukup 7–9 jam, mematikan gadget sebelum tidur, serta menjaga kebersihan kamar tidur.

Sleep tourism hanyalah salah satu cara mendukung pola tidur, bukan pengganti rutinitas tidur sehat di rumah. Jika rutinitas harianmu tetap buruk, liburan tidur sekali-dua kali saja tidak akan berdampak signifikan.

Tips Memilih Sleep Tourism yang Tepat

Tertarik mencoba sleep tourism? Berikut beberapa tips agar liburan tidurmu tidak sia-sia: