10 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Picu Penyakit Jantung dan Stroke
- Freepik
VIVA Tangerang – Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Kondisi ini umumnya tidak terjadi secara mendadak, melainkan akibat kerusakan kecil yang terus menumpuk dari kebiasaan sehari-hari yang kurang sehat. Banyak orang tidak menyadari bahwa gaya hidup yang mereka jalani dapat meningkatkan risiko serangan jantung maupun stroke.
Dilansir dari Hindustan Times, dr. Amit Bhushan Sharma, Direktur dan Kepala Unit Kardiologi Paras Health, menjelaskan bahwa ada sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular. Salah satunya adalah kebiasaan merokok. Menurut British Heart Foundation, perokok hampir dua kali lebih rentan terkena serangan jantung dibandingkan orang yang tidak merokok. Tembakau merusak lapisan arteri, mendorong penumpukan plak, serta mengurangi oksigen dalam darah. Bahkan, paparan asap rokok pasif juga bisa menimbulkan dampak serius bagi kesehatan jantung.
Selain merokok, pola makan yang buruk juga menjadi ancaman. Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol dapat memicu penyumbatan pembuluh darah. Sementara itu, terlalu banyak garam akan meningkatkan tekanan darah yang membebani kerja jantung. Faktor lain yang tak kalah berbahaya adalah stres kronis. Tekanan emosional yang tidak terkelola akan meningkatkan hormon kortisol, sehingga tekanan darah naik dan peradangan tubuh semakin parah. Jika berlangsung lama, kondisi ini berisiko memicu serangan jantung.
Di sisi lain, penderita diabetes yang tidak mengontrol kadar gula darahnya juga lebih cepat mengalami kerusakan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penumpukan plak yang membuat mereka lebih rawan terserang penyakit jantung. Begitu pula dengan obesitas, terutama lemak berlebih di area perut yang meningkatkan kadar kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik.
Kurangnya aktivitas fisik juga sering diabaikan, padahal tubuh yang jarang bergerak akan melemahkan otot jantung serta memperburuk kadar kolesterol, gula darah, dan tekanan darah. Kebiasaan lain yang berbahaya adalah konsumsi alkohol berlebihan. Dalam jangka panjang, alkohol dapat melemahkan otot jantung atau memicu stroke.
Penelitian juga menemukan bahwa kesehatan mulut berhubungan dengan kesehatan jantung. Penyakit gusi ternyata dapat meningkatkan risiko penyumbatan arteri. Selain itu, hipertensi atau tekanan darah tinggi yang sering tidak menimbulkan gejala disebut sebagai “silent killer” karena dapat merusak tubuh tanpa disadari. Bahkan, penggunaan obat pereda nyeri secara berlebihan, seperti ibuprofen, juga bisa meningkatkan tekanan darah serta risiko serangan jantung jika tidak digunakan sesuai arahan dokter.
Dari berbagai faktor tersebut, jelas bahwa penyakit jantung erat kaitannya dengan kebiasaan hidup sehari-hari. Namun, kabar baiknya adalah risiko ini bisa dikurangi. Menghentikan kebiasaan merokok, menjaga pola makan sehat, mengelola stres, rutin berolahraga, menjaga kebersihan mulut, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah komplikasi serius di masa depan.