Cara Menghadapi Anak yang Sering Membantah: Tegas Tanpa Marah

Cara Menghadapi Anak yang Sering Membantah
Sumber :

Tangerang – “Ah, enggak mau!”, “Kenapa harus aku?”, atau “Mama salah!”—ungkapan seperti ini mungkin pernah (atau sering) Anda dengar dari anak. Ketika anak membantah, banyak orang tua langsung terpancing emosi, padahal sikap membantah tidak selalu pertanda buruk. Kadang itu adalah tanda bahwa anak sedang belajar mengekspresikan pendapat atau menguji batas.

 

Namun tentu saja, membiarkan anak membantah tanpa arahan bukan solusi. Maka dibutuhkan pendekatan yang tegas namun tetap hangat, agar anak belajar berbicara dengan sopan tanpa merasa ditekan.

 


 

Mengapa Anak Suka Membantah?

 

Ada banyak alasan anak membantah, antara lain:

 

  • Mencari perhatian

  • Meniru perilaku orang di sekitarnya

  • Sedang menguji batas kewenangan orang tua

  • Merasa tidak didengarkan atau dihargai

  • Mengalami emosi negatif seperti marah, kecewa, atau lelah

 


 

Cara Efektif Menghadapi Anak yang Sering Membantah

 

1. Tetap Tenang dan Jangan Tersulut Emosi

 

Reaksi keras dari orang tua justru memperpanjang konflik. Ambil jeda sejenak sebelum merespons, lalu ajak bicara dengan suara tenang tapi tegas.

 

2. Dengarkan dengan Sungguh-Sungguh

 

Kadang anak membantah karena merasa pendapatnya tidak pernah dianggap. Coba dengarkan dulu sebelum memutuskan atau memberi perintah.

 

Contoh tanggapan:

 

“Ayah dengar kamu keberatan. Coba jelaskan kenapa kamu merasa seperti itu.”

 


 

3. Bedakan Antara Ekspresi Pendapat dan Membantah yang Tidak Sopan

 

Ajarkan anak bahwa menyampaikan ketidaksetujuan boleh, tapi harus dengan kata-kata yang baik.

 

Contoh aturan rumah:

 

“Kamu boleh tidak setuju, tapi harus bicara dengan sopan dan tidak teriak.”

 


 

4. Gunakan Bahasa Positif dan Pilihan

 

Alih-alih berkata, “Jangan membantah!” coba berikan dua pilihan yang tetap dalam kontrol Anda.

 

Contoh:

 

“Kamu mau mandi sekarang atau 10 menit lagi?”
“Kamu bisa ngerjain PR sekarang, atau nanti setelah makan malam?”

 


 

5. Tunjukkan Konsekuensi yang Konsisten

 

Jika anak terus membantah dan melanggar batas, tunjukkan bahwa ada konsekuensi yang jelas dan tidak mengancam.

 

Contoh:

 

“Kalau kamu tidak mau merapikan mainan, berarti besok tidak bisa main dengan yang baru.”

 


 

6. Jadilah Teladan dalam Komunikasi

 

Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika orang tua suka membentak atau membantah satu sama lain, anak akan menirunya. Gunakan komunikasi yang tenang, sopan, dan saling menghargai di rumah.

 


 

Hal yang Sebaiknya Dihindari

 

  • Berteriak atau membalas dengan bentakan
  • Menghina atau mengejek pendapat anak
  • Menganggap semua bantahan sebagai bentuk pembangkangan
  • Memberi hukuman tanpa penjelasan

 


 

Kapan Harus Khawatir?

 

Jika anak membantah disertai perilaku agresif, berbohong, atau sering menantang semua aturan tanpa batas, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog anak untuk mengetahui apakah ada masalah perilaku yang perlu ditangani lebih serius.

 


 

Penutup

 

Menghadapi anak yang membantah memang menguji kesabaran. Tapi di balik sikap tersebut, ada peluang besar untuk mengajarkan cara berkomunikasi yang sehat, mengelola emosi, dan menghormati batasan. Dengan pendekatan yang konsisten, tegas, dan penuh kasih, Anda tidak hanya meredakan konflik, tapi juga membentuk karakter anak yang kuat dan penuh respek.