Serangan Israel ke Gaza Dikecam China: Ribuan Warga Sipil Jadi Korban

Penduduk Gaza Palestina antre makanan.
Sumber :
  • VIVA

Tangerang – Pemerintah Tiongkok mengecam keras tindakan militer Israel yang menyerang pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Dalam pernyataan resmi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa negaranya menentang segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil dan pelanggaran hukum internasional.

"Kami mengutuk semua tindakan yang membahayakan penduduk sipil serta mengganggu kerja para petugas kemanusiaan internasional. Semua pihak harus segera melakukan gencatan senjata, menurunkan ketegangan, dan mencegah krisis kemanusiaan memburuk," tegas Guo dalam konferensi pers di Beijing, Senin (22/7).

Data dari Kantor Media Pemerintah Gaza mencatat bahwa sejak 27 Mei 2025, hampir 1.000 warga sipil telah tewas akibat serangan Israel terhadap lokasi distribusi bantuan. Otoritas Gaza bahkan menyebut lokasi-lokasi bantuan tersebut kini berubah menjadi "jebakan maut", menyusul serangkaian serangan mematikan yang menyasar warga yang sedang mengantre bantuan.

Lebih parahnya, Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan bahwa krisis ini telah memicu darurat gizi dan kesehatan. Sekitar 60.000 bayi dilaporkan mengalami kekurangan gizi, dan sekitar 600.000 anak di bawah usia 10 tahun berada dalam kondisi terancam nyawanya karena kelangkaan pangan. Tak hanya itu, 60.000 ibu hamil juga tidak mendapatkan asupan nutrisi yang memadai.

Di sisi lain, Israel menolak bekerja sama dengan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), lembaga yang selama ini menjadi ujung tombak bantuan di wilayah tersebut. Parlemen Israel bahkan telah mengesahkan undang-undang pada akhir Oktober 2024 untuk melarang aktivitas UNRWA, menyusul tuduhan bahwa sebagian staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas Oktober 2023. Namun, PBB menyatakan Israel belum menyajikan bukti kuat atas tuduhan itu. Per 30 Januari 2025, UU pelarangan aktivitas UNRWA resmi diberlakukan.

Tak hanya menyerang pusat bantuan, tentara Israel juga dilaporkan menyerang tempat-tempat ibadah. Salah satu serangan mematikan terjadi di Gereja Keluarga Kudus di Gaza, yang menyebabkan dua warga sipil tewas dan melukai 13 lainnya, termasuk seorang pendeta, balita berusia 3 tahun, serta penyandang disabilitas.

Bangunan gereja dan sekitarnya mengalami kerusakan parah, padahal tempat itu telah menjadi lokasi pengungsian bagi warga Kristen dan Muslim sejak konflik meletus pada Oktober 2023. Komite Gereja Palestina pun menyerukan kepada para pemimpin gereja dunia untuk bersuara dan mengecam tindakan brutal tersebut.