Swedia dan Belanda Desak Uni Eropa Hentikan Perdagangan dengan Israel

Warga Palestina membawa jenazah korban serangan drone Israel
Sumber :
  • Antara

VIVA Tangerang – Swedia dan Belanda mendesak Uni Eropa (UE) untuk menangguhkan perdagangan dengan Israel. Seruan ini muncul karena situasi kemanusiaan di Gaza yang dinilai semakin mengkhawatirkan, serta rencana Israel membangun permukiman baru di Tepi Barat yang dianggap melanggar hukum internasional.

Surat Bersama ke Kepala Kebijakan Luar Negeri UE

Dalam surat resmi yang diperoleh media Irlandia RTE News, Menteri Luar Negeri Swedia dan Belanda mengirimkan desakan kepada Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Kaja Kallas.

Keduanya menuduh Israel gagal menjalankan perjanjian Juli 2025 yang disepakati bersama Uni Eropa untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Padahal, kesepakatan itu sebelumnya berhasil menunda rencana penerapan sanksi terhadap Israel, termasuk ancaman penghentian kerja sama dagang dalam kerangka Perjanjian Asosiasi UE–Israel.

Kini, Swedia dan Belanda menegaskan dukungan mereka agar bab perdagangan dalam perjanjian tersebut ditangguhkan. Mereka juga meminta Komisi Eropa segera mengajukan proposal konkret terkait hal ini.

Desakan Sanksi terhadap Menteri Ekstremis Israel

Selain menyoroti masalah perdagangan, kedua menteri luar negeri tersebut juga menyerukan agar Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap para menteri ekstremis Israel.

Mereka menilai sejumlah pejabat Israel secara aktif mendorong pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat sekaligus menolak solusi dua negara yang selama ini didorong komunitas internasional.

Mengacu pada Hukum Internasional

Swedia dan Belanda juga meminta Kaja Kallas menyampaikan analisis tertulis mengenai kepatuhan Uni Eropa terhadap pendapat hukum Mahkamah Internasional (ICJ) tahun 2024 tentang pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Dalam suratnya, mereka menegaskan bahwa Rencana Pembangunan E1 yang disetujui Dewan Perencanaan Tinggi Israel—yang akan memperluas permukiman Yahudi di Tepi Barat—merupakan pelanggaran nyata hukum internasional. Langkah itu dinilai akan mengganggu keterhubungan wilayah dan mengancam masa depan negara Palestina.

Kritik terhadap Hamas

Meski keras mengkritik Israel, Swedia dan Belanda juga menyinggung peran Hamas. Dalam suratnya, mereka menyebut Hamas turut memikul tanggung jawab besar atas kondisi bencana kemanusiaan di Gaza.

Keduanya meminta Hamas melepaskan kendali, melucuti senjata, dan membebaskan sandera Israel yang masih ditahan.

Reaksi yang Ditunggu dari Uni Eropa

Desakan Swedia dan Belanda ini diperkirakan akan memicu perdebatan panas di dalam Uni Eropa. Sebab, isu Palestina–Israel selalu menjadi topik sensitif dengan perbedaan sikap di antara negara-negara anggota.

Jika proposal penghentian perdagangan benar-benar diajukan, hal ini bisa menjadi langkah bersejarah sekaligus menekan Israel secara ekonomi dan politik. (Antara)