IHSG Turun di Tengah Pelemahan Bursa Asia dan Global, Investor Tunggu Data Ekonomi AS

Layar digital yang menampilkan pergerakan IHSG di BEI (ANTARA)
Sumber :
  • ANTARA

Di dalam negeri, DPR RI dan pemerintah telah menyepakati pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Penyelesaian Konflik Agraria yang dijadwalkan disahkan awal Oktober 2025. Langkah ini bertujuan mempercepat reformasi agraria, menyelesaikan tumpang tindih tata ruang melalui Program Satu Peta, serta membentuk kelembagaan baru. Kebijakan ini dianggap penting untuk keadilan petani sekaligus memberikan kepastian bagi investor.

Selain itu, Komisi XI DPR RI mendorong peningkatan minimum free float saham di BEI dari 7,5-10 persen menjadi 30 persen untuk memperdalam likuiditas dan menarik investor global. Kebijakan ini berpotensi menambah ratusan triliun rupiah saham baru ke pasar, namun perlu masa transisi dan insentif agar stabilitas pasar tidak terganggu, mengingat resistensi dari emiten besar mungkin muncul.

Pergerakan Bursa Saham Regional

  • Eropa (Rabu, 24/9): Euro Stoxx 50 turun 0,11%, FTSE 100 Inggris naik 0,29%, DAX Jerman naik 0,23%, CAC Prancis turun 0,57%.

  • AS (Wall Street, Rabu, 24/9): Dow Jones turun 0,37% ke 46.121,54, S&P 500 turun 0,28% ke 6.637,75, Nasdaq melemah 0,31% ke 24.503,07.

  • Asia (Kamis pagi): Nikkei naik 48,69 poin (0,11%) ke 45.674,00, Shanghai turun 3 poin (0,08%) ke 3.850,78, Hang Seng turun 7,15 poin (0,03%) ke 26.509,50, Strait Times turun 5,93 poin (0,14%) ke 4.284,78.

Pergerakan IHSG yang menurun pagi ini mencerminkan sentimen global yang berhati-hati menanti data ekonomi AS, sementara pasar domestik juga menyesuaikan diri dengan kebijakan agraria dan rencana peningkatan free float saham.