Kisah Seorang Ayah Non Muslim untuk Anaknya yang Ingin Kuliah di Al-Azhar dan Jadi Ustadz
- TikTok I Daniel.Rorong
VIVA Tangerang – "Tak terasa, sudah 2 tahun, kamu mondok di sini, nak. Semoga dimudahkan cita-citamu kuliah di Universitas Al-Azhar, Mesir, dan jadi ustadz. Aamiin..."
Begitulah untaian harapan tulus yang ditulis oleh Daniel Lukas Rorong di akun TikToknya, seorang aktivis sosial dan ayah yang dikenal luas dengan kiprah kemanusiaannya. Namun kali ini, bukan tentang aksi bantuan atau politik yang dibicarakan—melainkan tentang cinta orang tua kepada anak yang sedang meniti jalan menjadi seorang santri.
Dani—begitu ia kerap disapa—mencurahkan perasaan bangga, haru, dan doa melalui unggahan media sosialnya saat menengok anaknya, Divo Aprilio Lucky Rorong, yang sudah dua tahun mondok di sebuah pondok pesantren.
Perjalanan Menjadi Santri: Bukan Sekadar Belajar Agama
Menjadi santri bukan perkara mudah. Jauh dari orang tua, belajar hidup mandiri, disiplin, sekaligus mendalami ilmu-ilmu agama yang tak semua bisa dikuasai dengan cepat. Dalam dua tahun ini, Divo telah melalui masa-masa awal adaptasi, rindu rumah, hingga menemukan makna kedalaman ilmu dan spiritualitas.
Ayahnya menyebutkan harapan besar: kuliah di Universitas Al-Azhar, Mesir—salah satu pusat pendidikan Islam tertua dan terkemuka di dunia. Harapan ini bukan hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga cita-cita mulia yang sejalan dengan doa banyak orang tua muslim: memiliki anak yang shaleh dan berilmu agama yang mendalam.
Keteladanan di Tengah Perbedaan Keyakinan
Yang membuat kisah ini begitu unik adalah latar belakang sang ayah, Daniel Lukas Rorong, yang dikenal berasal dari keluarga beda agama. Dalam banyak unggahannya, ia menunjukkan sikap terbuka, cinta lintas iman dalam keluarga, dan menghormati jalan spiritual anaknya.
Hashtag yang ia sematkan seperti #bedaagama, #bedakeyakinan, dan #santriindonesia menggambarkan nilai inklusivitas dalam keluarga. Meski berbeda secara keyakinan, tak ada sekat untuk mendukung penuh jalan hidup dan cita-cita anak.
Kata “Aamiin” di akhir tulisan bukan sekadar penutup. Itu adalah doa sepenuh hati, ungkapan cinta terdalam dari seorang ayah untuk anaknya yang sedang berjuang di jalan Allah.