Ibn al-Haytham: Bapak Optik yang Menciptakan Dasar Ilmu Cahaya dan Penglihatan Modern

Ilustrasi Ibn al-Haytham.
Sumber :
  • IslamiCity

VIVA Tangerang – Ibn al-Haytham, atau lebih dikenal di dunia Barat dengan nama Alhazen, adalah salah satu ilmuwan terkemuka dari dunia Islam yang dikenal sebagai "Bapak Optik." Dilahirkan di Basra (sekarang bagian dari Irak) pada tahun 965 M, ia telah memberikan kontribusi luar biasa yang membentuk landasan ilmu optik modern. Keahlian dan penemuan-penemuannya dalam bidang cahaya dan penglihatan telah menginspirasi banyak generasi ilmuwan setelahnya. Ibn al-Haytham bukan hanya sekedar ilmuwan yang mendalami optik, tetapi juga seorang pemikir besar yang menyumbangkan teori-teori ilmiah yang sangat maju untuk zamannya.

Ibn al-Haytham dan Karya Monumentalnya: Kitab al-Manazir

Salah satu karya terbesar Ibn al-Haytham adalah Kitab al-Manazir (Buku Optik), yang ditulis sekitar abad ke-11 dan dianggap sebagai dasar ilmu optik modern. Dalam bukunya ini, ia memaparkan berbagai konsep penting mengenai cahaya, penglihatan, dan fenomena visual lainnya yang belum dipahami dengan baik sebelumnya. Salah satu temuan paling penting yang diajukan oleh Ibn al-Haytham adalah bahwa cahaya bukanlah suatu substansi yang keluar dari mata untuk mengamati objek, melainkan cahaya yang dipantulkan dari objek tersebut yang masuk ke mata. Konsep ini membalikkan pandangan yang sudah lama dipercaya oleh banyak orang dan menandai tonggak penting dalam pemahaman tentang cahaya dan penglihatan.

Selain itu, Ibn al-Haytham juga meneliti fenomena optik seperti pembiasan cahaya, refleksi, pemantulan, serta lensa. Ia menggunakan eksperimen untuk menguji berbagai teori dan konsep, yang pada masa itu sudah jarang dilakukan oleh ilmuwan lain. Dalam banyak hal, Ibn al-Haytham mendekati eksperimen dengan metode ilmiah yang dapat dianggap sebagai proto-metode ilmiah, jauh sebelum metode ilmiah modern dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan Eropa seperti Galileo dan Newton.

Teori Cahaya dan Penglihatan

Salah satu kontribusi terbesar Ibn al-Haytham dalam bidang optik adalah pemahaman tentang bagaimana cahaya dipantulkan dan dipantulkan kembali. Ia menggagas bahwa cahaya bergerak dalam garis lurus, dan jika cahaya jatuh pada permukaan benda, sebagian cahaya akan dipantulkan sementara sebagian lainnya akan diserap. Proses pemantulan dan pembiasan ini yang menyebabkan kita bisa melihat benda di sekitar kita. Ibn al-Haytham memperkenalkan fenomena pemantulan dan pembiasan cahaya yang sangat mendalam dan mengarah pada pengembangan teori-teori optik lebih lanjut.

Di bidang penglihatan, ia menyatakan bahwa gambar yang dilihat oleh mata kita terbentuk ketika cahaya dipantulkan dari benda ke mata dan jatuh pada retina. Ini adalah pandangan yang bertentangan dengan teori klasik yang menyatakan bahwa mata mengirimkan cahaya untuk melihat objek, suatu pandangan yang telah ada sejak zaman Yunani kuno. Penemuan ini mengubah cara kita memahami mekanisme penglihatan dan menetapkan dasar bagi studi optik yang lebih mendalam.