Pertunjukan “JIWA” di Osaka Expo 2025: Diplomasi Budaya Indonesia yang Memukau Dunia
- ANTARA
Tangerang – Kesuksesan pertunjukan “JIWA” (Journey Indonesia’s Wisdom & Arts) di Paviliun Indonesia, Osaka Expo 2025, Jepang, menjadi bukti kuat bagaimana diplomasi budaya mampu memperkenalkan identitas Indonesia ke panggung global. Acara yang digelar pada Rabu (13/8) itu berhasil mencetak rekor kunjungan harian hingga 30.580 pengunjung, angka tertinggi sejak Paviliun Indonesia dibuka pada April 2025.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan pesona budaya digital Indonesia, tetapi juga menjadi momentum tepat dalam merayakan 80 tahun kemerdekaan RI di ranah internasional.
Perpaduan Tradisi dan Inovasi Digital
Pertunjukan “JIWA” terinspirasi dari kearifan lokal Kasepuhan Gelar Alam, Sukabumi, Jawa Barat. Komunitas adat ini dikenal dengan tradisi bertani alami, leuit (lumbung padi), serta ritual adat yang tetap dijaga meski telah terkoneksi dengan dunia digital sejak hadirnya program Internet Masuk Desa pada 2009.
Dipilihnya Gelar Alam juga sejalan dengan visi ketahanan pangan nasional, mengingat kawasan tersebut merupakan salah satu penghasil padi utama di Jawa Barat.
Kolaborasi Seni yang Mendunia
Pertunjukan “JIWA” menampilkan kolaborasi apik antara Kafin Sulthan, DJ Hendra, dan Batavia Dancers. Mereka memadukan gerak tari tradisional dengan koreografi modern, menghadirkan aransemen ulang musik daerah serta visual digital yang membuat penonton seolah dibawa menyusuri perjalanan budaya Indonesia dari akar tradisi hingga inovasi masa depan.
Meutya Hafid menekankan bahwa teknologi bukanlah ancaman bagi budaya, melainkan bisa menjadi sarana untuk melestarikan dan mengangkat nilai-nilai luhur ke panggung dunia.
“Budaya adalah jati diri kita, teknologi adalah kendaraan kita, dan panggung dunia adalah ruang kita untuk bersuara,” ujar Menkomdigi.
Tema Harmoni untuk Masa Depan
Paviliun Indonesia di Osaka Expo 2025 mengusung tema “Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future”, terinspirasi dari filosofi Tri Hita Karana yang menekankan keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Hingga 22 Agustus 2025, Paviliun Indonesia sudah mencatat lebih dari 1,9 juta pengunjung, atau sekitar 68 persen dari target 2,8 juta pengunjung. Antusiasme luar biasa ini membuktikan bahwa dunia ingin lebih mengenal budaya Indonesia sekaligus menjajaki peluang kolaborasi di masa depan.