Presiden Prabowo Resmikan Kopdes Merah Putih: Solusi Ekonomi Kerakyatan dari Desa
- tangerangkab.go.id
Tangerang – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi meluncurkan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) pada Senin, 21 Juli 2025. Inisiatif ini merupakan bagian dari Asta Cita ke-6, yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi lokal dan upaya menekan angka kemiskinan melalui penguatan sektor ekonomi pedesaan.
Menurut Hasan Nasbi, Kepala Komunikasi Kepresidenan, Kopdes Merah Putih adalah salah satu dari tiga strategi utama—atau yang disebut trisula pengentasan kemiskinan—yang diluncurkan sepanjang bulan Juli 2025. Trisula ini mencakup sektor kesehatan, pendidikan, dan sosial-ekonomi, dengan realisasi program berupa Cek Kesehatan Gratis Sekolah, Sekolah Rakyat, dan Kopdes Merah Putih.
Peluncuran Kopdes Merah Putih ini didasari oleh Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025, yang menugaskan 13 kementerian, dua lembaga negara, serta pemerintah daerah dari tingkat provinsi hingga desa untuk berkolaborasi mewujudkan program ini secara menyeluruh.
Adita Irawati, Tenaga Ahli Utama di Kantor Komunikasi Kepresidenan, menyebutkan bahwa pada tahap awal ini akan diluncurkan 80.000 unit Kopdes, dengan 103 di antaranya menjadi model percontohan. Kisah sukses dari 103 Kopdes Merah Putih tersebut akan direplikasi ke wilayah lain dan ditargetkan mulai beroperasi penuh pada 28 Oktober 2025.
“Model awal ini akan diuji operasionalisasinya terlebih dahulu. Kami ingin memastikan bahwa koperasi yang dibentuk ini benar-benar berjalan efektif dan memberi dampak langsung bagi masyarakat,” jelas Adita.
Kopdes Merah Putih mengusung konsep koperasi modern yang berbasis kebersamaan, kemandirian, dan gotong royong. Tujuannya bukan hanya meningkatkan pendapatan masyarakat desa, tetapi juga menekan dominasi pinjaman online ilegal, tengkulak, dan rentenir yang selama ini membebani kehidupan petani dan pelaku usaha kecil.
Lebih jauh, koperasi ini akan memangkas rantai distribusi barang dan jasa, serta memberikan akses langsung kepada masyarakat terhadap kebutuhan pokok, layanan kesehatan, dan sarana penyimpanan hasil pertanian dan perikanan seperti cold storage.
Tiga Strategi Pengembangan Kopdes Merah Putih:
Mendirikan koperasi baru di desa atau kelurahan yang belum memiliki koperasi.
Mengembangkan koperasi yang telah ada agar lebih modern dan profesional.
Merevitalisasi koperasi lama yang tidak aktif atau belum berfungsi maksimal.
Setiap unit Kopdes Merah Putih akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti gerai sembako, unit simpan pinjam, klinik kesehatan dan apotek, cold storage, serta logistik desa. Dengan fasilitas ini, masyarakat diharapkan lebih mudah memperoleh sembako terjangkau, layanan kesehatan yang dekat, serta tempat aman untuk menyimpan hasil panen atau tangkapan laut.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru mencatat bahwa per September 2024, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 24,06 juta orang (8,57%), dengan lebih dari 3 juta jiwa tergolong miskin ekstrem. Inilah yang mendorong pemerintah menjadikan pengentasan kemiskinan sebagai prioritas utama menuju Indonesia Emas 2045.
Masalah kemiskinan berdampak langsung pada rendahnya akses terhadap pendidikan, keterampilan, gizi, serta kesehatan. Karena itu, intervensi seperti Kopdes Merah Putih tidak hanya menyasar ekonomi, tetapi juga menyentuh dimensi sosial dan kesejahteraan yang lebih luas.
Dengan diluncurkannya program ini, pemerintah berharap ekonomi kerakyatan benar-benar tumbuh dari bawah. Kopdes Merah Putih hadir bukan sekadar sebagai lembaga koperasi, tetapi sebagai tulang punggung ekonomi desa yang mandiri, tangguh, dan inklusif.