Gerakan Wagana: Bukti Warga Tangerang Bisa Mandiri Hadapi Bencana

Komunitas Wagana tengah mengevakuasi warga yang terkena banjir
Sumber :
  • tangerangkota.go.id

TangerangBencana alam memang tak bisa ditebak kapan datangnya, namun upaya pencegahan dan kesiapsiagaan tetap bisa dilakukan. Salah satu masalah yang kerap muncul di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kota Tangerang, adalah banjir. Untuk mengantisipasi hal tersebut, warga RW 06 Ciledug Indah 1, Kecamatan Karang Tengah, membentuk sebuah gerakan tanggap darurat bernama Warga Tanggap Bencana (Wagana).

Gerakan Wagana lahir pada tahun 2024 atas inisiatif Fajar Lubis, seorang warga yang aktif dalam kegiatan kemanusiaan. Fajar melihat bahwa kawasan mereka termasuk daerah rawan banjir, terutama saat hujan deras dengan durasi lama atau ketika air kiriman dari Bogor meluap. Dari situlah muncul gagasan untuk membentuk komunitas yang siap menghadapi kondisi darurat sebelum bantuan resmi datang.

Dengan bekal pengalaman dan jejaring yang dimiliki, Fajar kemudian menggandeng warga sekitar, pengurus RW, hingga pihak kelurahan dan kecamatan untuk mengadakan pelatihan mitigasi bencana. Warga menyambut positif ide ini, bahkan banyak yang kemudian bergabung sebagai relawan Wagana. Mereka dilatih agar tahu langkah apa saja yang harus dilakukan ketika banjir melanda, mulai dari evakuasi barang penting, hingga membantu warga lansia atau yang sakit agar segera diselamatkan.

"Wilayah kami memang daerah rawan genangan dan banjir, terlebih apabila mendapat kiriman air dari Bogor dan hujan dengan durasi yang lama dan deras. Maka, saya mencoba menginisiasi bagaimana apabila terjadi banjir, warga dapat segera melakukan berbagai mitigasi sampai bantuan datang," ungkapnya, dikutip Kamis (2/10/25).

Peran Wagana tidak hanya sebatas membantu evakuasi, tetapi juga menjadi pemandu bagi tim penyelamat yang datang ke lokasi. Karena lebih mengenal medan, warga bisa menunjukkan jalur yang aman dan memperingatkan posisi got maupun halangan lain yang tertutup air banjir. Dengan begitu, evakuasi maupun distribusi bantuan bisa dilakukan lebih cepat dan efektif.

Selain kesiapan darurat, Wagana juga mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Edukasi tentang larangan membuang sampah sembarangan terus dilakukan, termasuk mengajarkan anak-anak sejak dini agar terbiasa menjaga saluran air tetap bersih. Upaya sederhana ini sangat penting untuk mencegah tersumbatnya aliran air yang kerap memicu banjir.

Saat ini, Wagana memiliki sekitar 30 anggota yang terbagi dalam beberapa divisi, antara lain search and rescue, logistik, serta pemantauan debit air dan pompa. Mereka juga dilengkapi dengan peralatan pendukung seperti pelampung dan perahu karet dari Kecamatan Karang Tengah. Ke depan, berbagai pelatihan lanjutan bersama pihak profesional, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, akan terus dilakukan agar semua prosedur penyelamatan sesuai standar keselamatan.