Bisa Cuan dari Hal yang Gak Masuk Akal? Ini Rahasianya!

Ilustrasi Bisnis.
Sumber :
  • VIVA

Tangerang – Di era digital yang serba cepat, batas antara kreativitas dan bisnis semakin kabur. Kini, hal-hal yang dulu dianggap “gak masuk akal” justru bisa jadi ladang cuan. Inilah era di mana keunikan diri—terkadang yang paling aneh sekalipun—bisa dimonetisasi. Apa pun bisa dijadikan bisnis asal kamu tahu caranya menyampaikan nilai, membangun komunitas, dan percaya pada diri sendiri.

Ketika Keunikan Jadi Modal Utama

Branding Anonim: Bisnis Sukses Tanpa Figur Publik, Kok Bisa?

Lihat saja tren di media sosial. Ada yang viral karena suara tertawanya unik, gaya jalannya beda, atau sekadar doyan makan kerupuk dengan cara tak biasa. Tapi dari situlah mereka membangun brand. Mereka menjadikan hal yang "bukan siapa-siapa" menjadi karakter yang menonjol. Ini bukan soal punya modal besar atau koneksi kuat, tapi tentang keberanian memonetisasi keunikan.

Misalnya, seorang pemuda asal Jepang berhasil menciptakan jasa “menyewakan diri untuk tidak melakukan apa-apa”. Ia hanya menemani, tanpa memberikan nasihat atau pendapat. Ide yang terdengar aneh, tapi sukses besar. Atau konten kreator yang menjual suara kentut dalam toples, dan ludes dalam hitungan menit. Gila? Mungkin. Tapi menguntungkan? Jelas.

Kunci Utama: Narasi dan Konsistensi

Iklan Mahal, Hasil Nol? Ini Strategi Bisnis Berbasis Komunitas yang Ampuh

Agar bisnis dari keunikan ini bisa berkembang, narasi sangat penting. Kamu bukan hanya menjual produk atau jasa, tapi cerita. Cerita tentang kenapa kamu berbeda, kenapa orang harus peduli, dan apa nilai yang kamu tawarkan. Konsistensi pun menjadi kunci. Sekali kamu memilih “keunikan” sebagai identitas bisnis, kamu harus memeliharanya secara terus-menerus.

Tak sedikit yang gagal karena ragu dengan keanehan mereka sendiri. Padahal, justru di situlah kekuatannya. Ingat, audiens zaman sekarang suka sesuatu yang orisinal, segar, dan jujur.

Halaman Selanjutnya
img_title
Niche Market Ekstrem: Cari Untung dari Pasar yang Dianggap Tabu