Cara Aman Mengolah Daging dan Ayam Agar Terhindar dari Salmonella

Ilustrasi daging ayam
Sumber :
  • Freepik

VIVA Tangerang – Khaerani Angelia, S.Gz, RD, CHNMP, Kepala Subinstalasi Perencanaan, Produksi, dan Distribusi Makanan di RSCM, menekankan pentingnya mencuci wadah dan peralatan yang digunakan untuk mengolah daging dan ayam. Langkah ini sangat krusial untuk mencegah kontaminasi bakteri berbahaya seperti Salmonella dan E. coli. Menurut Khaerani, air sering menjadi sumber kontaminan terbesar dalam makanan, sehingga proses pencucian harus dilakukan dengan sangat teliti. Tahap akhir pencucian menjadi kunci utama dalam membasmi bakteri, yakni dengan membilas alat makan dan wadah menggunakan air panas bersuhu lebih dari 70°C.

10 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Picu Penyakit Jantung dan Stroke

Ia menambahkan bahwa talenan dan pisau sebaiknya dipisahkan penggunaannya antara bahan mentah dan makanan matang untuk mengurangi risiko kontaminasi silang. Selain itu, penggunaan kain lap untuk mengeringkan peralatan tidak dianjurkan, dan sebaiknya diganti dengan tisu dapur atau paper towel. Sumber bakteri Salmonella dan E. coli dapat berasal dari daging yang tidak matang sempurna, kotoran hewan, maupun air yang tercemar. Oleh karena itu, pengelolaan makanan harus mencakup seluruh tahap, mulai dari penyimpanan, persiapan, hingga proses memasak dan distribusi makanan.

Dalam penyimpanan, bahan makanan seperti ayam, daging, dan ikan perlu dijaga pada suhu yang tepat. Untuk penyimpanan jangka pendek, sekitar satu hingga tiga hari, suhu ideal berkisar antara minus lima hingga nol derajat Celsius, sedangkan untuk penyimpanan lebih lama, yaitu lebih dari seminggu, suhu di bawah minus sepuluh derajat Celsius dapat membantu menghambat pertumbuhan bakteri. Pada proses memasak, Khaerani menekankan dua faktor penting yang menentukan keamanan makanan, yaitu suhu dan lama pemasakan, karena setiap metode pengolahan memiliki standar suhu yang berbeda untuk memastikan bakteri mati.

Anak Sering Menyipitkan Mata? Bisa Jadi Tanda Mata Minus Sejak Dini!

Setelah proses memasak, tahap distribusi menjadi sangat krusial karena tidak ada lagi pemanasan yang bisa membunuh bakteri. Makanan matang harus dijaga pada suhu minimal enam puluh derajat Celsius dan dapat disimpan dengan aman selama empat hingga enam jam pada suhu ruang yang tidak lebih dari tiga puluh derajat Celsius. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, risiko kontaminasi bakteri dapat diminimalkan sehingga makanan yang disajikan tetap aman dikonsumsi.