Ibn Khaldun: Pelopor Ilmu Sosial dan Ekonomi dalam Sejarah Peradaban

Ilustrasi Ibnu Khaldun.
Sumber :
  • VIVA

Ibn Khaldun berpendapat bahwa sejarah bukan hanya tentang kejadian-kejadian yang terjadi secara kebetulan, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dianalisis secara rasional. Ia memandang bahwa masyarakat berkembang melalui siklus yang dipengaruhi oleh hubungan antara asabiyah (solidaritas sosial) dan perubahan kondisi ekonomi dan politik. Dalam pandangannya, setiap peradaban mengalami siklus kelahiran, perkembangan, kemunduran, dan kehancuran, yang semuanya dapat diprediksi dan dianalisis.

2. Teori Ekonomi Ibn Khaldun

Al-Khwarizmi: Bapak Aljabar yang Membentuk Dasar Matematika Modern

Ibn Khaldun juga mengembangkan teori ekonomi yang sangat maju. Dalam Muqaddimah, ia memperkenalkan konsep tentang hubungan antara produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Ia mengamati bagaimana kegiatan ekonomi berkaitan dengan faktor sosial dan politik, serta bagaimana suatu masyarakat mencapai kemakmuran atau kemunduran.

Salah satu teori ekonomi yang paling menarik dari Ibn Khaldun adalah analisisnya tentang peran pajak dalam perekonomian. Ia berpendapat bahwa pajak yang terlalu tinggi dapat merusak daya beli masyarakat dan pada akhirnya menghancurkan perekonomian. Ini adalah pemikiran yang sangat modern, mengingat konsep tersebut baru dikembangkan secara luas oleh para ekonom beberapa abad kemudian.

Ibnu Sina: Bapak Kedokteran Modern dan Filsuf Ilmuwan yang Mengubah Dunia Ilmu Pengetahuan

Ibn Khaldun juga mengemukakan konsep tentang "kerja" sebagai sumber utama kekayaan. Menurutnya, segala jenis pekerjaan atau aktivitas ekonomi, baik itu pertanian, perdagangan, maupun industri, berkontribusi pada penciptaan nilai dalam perekonomian.

3. Asabiyah dan Keberlangsungan Peradaban

Salah satu konsep utama yang dikemukakan oleh Ibn Khaldun adalah asabiyah, yang merujuk pada ikatan solidaritas atau kohesi sosial yang ada dalam suatu kelompok. Dalam pandangan Ibn Khaldun, kekuatan suatu peradaban sangat bergantung pada seberapa kuat asabiyah dalam masyarakat tersebut. Ketika solidaritas sosial ini mulai melemah, peradaban tersebut akan mulai mengalami kemunduran.

Halaman Selanjutnya
img_title
Dosa Besar bagi Orang yang Korupsi: Perspektif Islam