Strategi Hiring Anti-Biasa: Merekrut Orang yang Belum Tentu “Sesuai Posisi”
- VIVA
VIVA Tangerang – Di dunia bisnis yang kompetitif, strategi hiring tradisional—memilih kandidat yang tepat-benar sesuai deskripsi pekerjaan—tidak selalu menjadi jalan tercepat menuju inovasi dan pertumbuhan. Saat ini, banyak perusahaan sukses mulai menerapkan strategi hiring anti-biasa: merekrut orang yang belum tentu “sesuai posisi” secara kaku, namun memiliki potensi, kemampuan adaptasi, dan kreativitas yang tinggi.
1. Fokus pada Potensi, Bukan Hanya Kualifikasi
Banyak organisasi terjebak pada kualifikasi formal, pengalaman spesifik, atau latar belakang pendidikan. Padahal, seorang kandidat dengan pengalaman berbeda bisa membawa perspektif segar yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah lama. Fokus pada potensi dan kemampuan belajar cepat memungkinkan perusahaan menemukan talenta yang bisa berkembang dan beradaptasi dengan berbagai peran.
2. Diversifikasi Perspektif untuk Inovasi
Merekrut kandidat yang “tidak sesuai posisi” membuka peluang untuk diversifikasi perspektif di tim. Orang-orang dengan pengalaman unik atau latar belakang berbeda cenderung berpikir di luar kotak, menemukan solusi kreatif, dan menantang asumsi yang sudah mapan. Hal ini sangat penting bagi perusahaan yang ingin mendorong inovasi berkelanjutan.
3. Skill Transfer Lebih Bernilai daripada Jabatan
Kemampuan untuk mentransfer skill dari satu bidang ke bidang lain seringkali lebih bernilai daripada kesesuaian jabatan semata. Misalnya, seorang desainer grafis yang terbiasa bekerja di industri e-commerce bisa membawa ide-ide baru jika ditempatkan di tim marketing atau produk. Strategi ini membantu perusahaan menciptakan talenta lintas fungsi yang fleksibel.
4. Mendorong Lingkungan Kerja Eksperimen
Dengan merekrut orang yang belum tentu sesuai posisi, perusahaan secara tidak langsung mendorong budaya eksperimen. Kandidat akan belajar menyesuaikan diri, mencoba pendekatan baru, dan menemukan cara untuk memberikan nilai tambah. Lingkungan seperti ini menumbuhkan karyawan yang adaptif, kreatif, dan mampu menghadapi perubahan cepat di pasar.
5. Risiko Terkelola dengan Mentoring dan Support
Tentu saja, strategi ini tidak bebas risiko. Kandidat yang belum sesuai posisi membutuhkan bimbingan, mentoring, dan support yang baik agar bisa berkembang. Perusahaan yang berhasil biasanya menyediakan program orientasi, pelatihan, dan pembelajaran berkelanjutan untuk memastikan transisi yang mulus dan performa maksimal.
6. Studi Kasus: Perusahaan Unicorn dan Hiring Anti-Biasa
Banyak perusahaan unicorn dunia, seperti Google dan Airbnb, diketahui menerapkan pendekatan hiring yang fleksibel. Mereka menilai kecocokan budaya, potensi pertumbuhan, dan kemampuan adaptasi lebih tinggi daripada kesesuaian deskripsi pekerjaan. Hasilnya: inovasi berkelanjutan, tim lintas disiplin yang kreatif, dan loyalitas karyawan yang tinggi.
Merekrut orang yang belum tentu sesuai posisi bukan sekadar eksperimen HR. Ini adalah strategi yang efektif untuk mendorong inovasi, fleksibilitas tim, dan pertumbuhan organisasi. Fokus pada potensi, diversifikasi perspektif, kemampuan transfer skill, budaya eksperimen, serta dukungan mentoring menjadi kunci sukses strategi hiring anti-biasa ini.