Studi : Pola Asuh Otoriter Bikin Anak Depresi

Ilustrasi orang tua burnout (freepik.com)
Sumber :
  • Freepik

Tangerang – Kongres European College of Neuropsychopharmacology (ECNP) ke-35 di Wina, Austria oleh psikiater dan peneliti utama, Dr Evelien Van Assche, melaporkan hasil presentasinya bahwa pengasuhan yang ketat dapat mengubah cara tubuh membaca DNA anak-anak.

"Kami menemukan bahwa pola asuh yang keras, dengan hukuman fisik dan manipulasi psikologis, dapat memperkenalkan serangkaian instruksi tambahan tentang bagaimana gen dibaca untuk jadi terprogram ke dalam DNA," paparnya, dilansir dari Says.

Demi melakukan tes, peneliti memilih 21 remaja yang berasal dari rumah tangga dengan "pengasuhan yang baik." Itu mereka bandingkan dengan 23 remaja yang dibesarkan dengan "pengasuhan yang keras."

Sebagai contoh untuk penelitian mereka, dilaporkan bahwa remaja yang berasal dari kategori "pengasuhan yang baik" memiliki orangtua yang mendukung dan memberi otonomi pada anak-anaknya. Di sisi lain, kelompok "pengasuhan yang keras" diduga menunjukkan tanda-tanda perilaku manipulatif, hukuman fisik, dan aturan ketat yang berlebihan.

Semua remaja berusia antara 12 dan 16, dengan usia rata-rata 14 tahun untuk kedua kelompok. Seperti yang ditemukan, mereka yang mengalami pola asuh yang keras menunjukkan tanda-tanda depresi awal dan subklinis.

Para peneliti mengukur berbagai metilasi di lebih dari 450 ribu tempat di DNA setiap remaja, menemukan jumlah yang lebih tinggi pada mereka yang dibesarkan dengan orangtua yang keras. Menurut Dr Van Assche, sementara DNA tetap sama, kelompok kimia tambahan dari metilasi memengaruhi bagaimana instruksi DNA dibaca, sehingga berdampak pada kecenderungan depresi.

Mengomentari temuan ini, Profesor Christiaan Vinkers dari Departemen Psikiatri di Pusat Medis Universitas Amsterdam mencatat bahwa pentingnya memahami kejadian masa kanak-kanak yang dapat membawa kerusakan permanen pada orang dewasa di masa depan.