Ribuan Pria Berebut Sentuh "Sosok Keberuntungan" dalam Festival Telanjang Konomiya di Jepang
- Japan National Tourisme Organization
VIVA Tangerang – Festival Telanjang Konomiya yang berlangsung baru-baru ini di kuil Shinto Konomiya Jinja, Inazawa, Prefektur Aichi, Jepang, kembali menarik perhatian banyak orang. Dalam acara tradisional ini, sekitar 7.980 pria berpartisipasi dalam perebutan untuk menyentuh "pria beruntung", yang dianggap dapat mengusir nasib buruk. Acara ini sudah berlangsung selama lebih dari 1.250 tahun dan tetap menjadi bagian penting dari budaya lokal.
Dilansir laman Jepang, Mainichi, Kamis 13 februari 2025, Festival yang dilaksanakan setiap tahun pada hari ke-13 bulan lunar pertama ini menampilkan sosok yang disebut "shin-otoko" atau "manusia-dewa". Menurut kepercayaan tradisional, shin-otoko diyakini memiliki kekuatan untuk mengusir malapetaka. Mereka yang bisa menyentuhnya diharapkan akan terhindar dari nasib buruk sepanjang tahun.
Puncak acara pada 10 Februari 2025 terjadi ketika Ryota Kato, seorang pria berusia 26 tahun yang merupakan penduduk setempat, terpilih menjadi shin-otoko tahun ini. Ryota, yang mengenakan pakaian minim, harus melewati kerumunan besar pria yang menunggu di area kuil dan jalur masuk sejak sore hari.
Dengan semangat yang tinggi, para peserta yang berteriak "wasshoi, wasshoi" berusaha untuk menyentuhnya sambil berdesakan. Suasana semakin meriah ketika uap terlihat mengepul dari ember air yang disiramkan ke tubuh mereka.
Pada sekitar pukul 4:30 sore, Ryota berhasil menembus kerumunan dan memasuki aula utama kuil, Naoiden, sekitar satu jam kemudian. Sentuhan dari ribuan pria yang berebut ini dianggap sebagai sebuah keberuntungan besar.
Sebelum acara utama dimulai, ada juga ritual persembahan rumput bambu suci yang dipimpin oleh sekelompok perempuan berpakaian adat, yang berlangsung untuk tahun kedua berturut-turut. Ritual ini menambah keunikan dan kemegahan dari perayaan tradisional yang sudah berlangsung selama berabad-abad ini.
Festival Telanjang Konomiya bukan hanya menjadi ajang simbolis untuk mengusir nasib buruk, tetapi juga menjadi perayaan budaya yang penuh energi dan tradisi, yang melibatkan ribuan peserta dengan semangat yang tinggi.