Gaza Hadapi Krisis Kelaparan: Toko Roti Tutup dan Bantuan Terhenti
- VIVA
Warga Palestina di Gaza.
- VIVA
Amjad al-Shawa, kepala Jaringan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gaza, menggambarkan situasi ini sebagai sebuah "kolaps" yang sangat memprihatinkan. "Ratusan ribu orang kini menghadapi kerawanan pangan yang parah, dan mereka tidak tahu harus ke mana untuk mendapatkan kebutuhan dasar," ungkapnya. Di tengah situasi ini, roti, yang biasanya merupakan makanan pokok, kini hilang dari kehidupan sehari-hari penduduk Gaza, yang semakin memperburuk kondisi mereka.
Para pejabat Palestina memperingatkan bahwa Gaza kini berada dalam keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. "Anak-anak saya bertanya mengapa tidak ada roti, tetapi saya tidak punya jawaban," kata Abdul Hadi. "Roti adalah satu-satunya sumber harapan kami. Kini, itu pun telah hilang," tambahnya dengan penuh kesedihan.
Selain itu, serangan besar-besaran Israel pada 18 Maret mengakibatkan lebih dari seribu warga Palestina tewas dan lebih dari dua ribu lainnya terluka. Serangan tersebut terjadi setelah periode singkat gencatan senjata, yang memberi sedikit harapan bahwa kekerasan yang telah berlangsung selama lebih dari satu setengah tahun akan berakhir. Namun, harapan tersebut kini kembali hancur, dan Gaza kembali terjerumus ke dalam perang yang tidak ada ujungnya.
Abdel Nasser al-Ajrami, kepala Asosiasi Toko Roti Gaza, memperingatkan bahwa situasi ini mengarah pada bencana kelaparan yang sangat nyata. "Penderitaan kemanusiaan di Gaza telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata al-Ajrami. Dia menegaskan pentingnya membuka jalur perbatasan dan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa ribuan orang yang sedang menghadapi ancaman kelaparan akut.
Sebagai tambahan, meskipun serangan tersebut terjadi di tengah situasi gencatan senjata yang rapuh, krisis kemanusiaan yang dihadapi oleh Gaza kini berada pada titik terburuknya. Penduduk Gaza, yang berjumlah sekitar dua juta orang, kini hidup dalam ketidakpastian, tanpa makanan yang cukup dan tanpa akses terhadap bantuan yang sangat mereka butuhkan. (Antara)