PBB Desak Israel Hormati Gencatan Senjata dan Tarik Pasukan dari Lebanon

Serbuan Israel di Lebanon selatan. (ANTARA)
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Tangerang – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menegaskan pentingnya Israel menghormati kesepakatan gencatan senjata dengan Lebanon serta segera menarik pasukannya dari wilayah yang masih diduduki. Pernyataan ini disampaikan pada Selasa (16/9) dalam konferensi pers mengenai masa depan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) yang dijadwalkan berakhir pada 2026.

Guterres menilai Israel telah melanggar perjanjian dengan tetap mempertahankan pos-pos militernya di wilayah Lebanon dan melakukan serangan sporadis. Kondisi ini turut memicu eskalasi karena Hizbullah menggunakan serangan Israel sebagai legitimasi keberadaan mereka sebagai kekuatan militer, sementara Israel berdalih bahwa aktivitas kelompok Lebanon itu menjadi alasan melanjutkan operasi militernya.

Otoritas Lebanon berulang kali menuduh Israel secara sistematis melanggar kedaulatan negaranya meski kesepakatan gencatan senjata sudah dicapai sejak November 2024. Saat ini, tentara Israel masih menempati lima titik strategis di Lebanon selatan, termasuk wilayah utara Desa Ghajar, yang oleh pemerintah Lebanon disebut sebagai bentuk pendudukan ilegal sekaligus pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat lebih dari 235 korban jiwa dan sekitar 500 orang terluka akibat serangan Israel sejak gencatan senjata diberlakukan.

Kesepakatan damai antara Israel dan Hizbullah sebelumnya dicapai pada November 2024 setelah berbulan-bulan bentrokan perbatasan yang memanas sejak September 2024. Berdasarkan perjanjian, Israel seharusnya menarik seluruh pasukannya dari Lebanon selatan pada Januari 2025. Namun, hingga kini Israel baru menarik sebagian dan tetap mempertahankan lima pos militer di wilayah tersebut.

Sumber: ANTARA