Israel Tahan 223 Aktivis Global yang Bawa Bantuan ke Gaza

Tentara Israel terlihat di Jalur Gaza
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Tangerang – Sebanyak 223 aktivis internasional yang tergabung dalam konvoi bantuan kemanusiaan menuju Gaza dilaporkan ditahan oleh pasukan Israel, demikian keterangan resmi dari penyelenggara pada Kamis (2/10).

Melalui akun X (sebelumnya Twitter), organisasi Global Sumud Flotilla menyebutkan bahwa sedikitnya 15 kapal bantuan telah diserang pasukan Israel sejak Rabu malam, sementara delapan kapal lainnya diduga masih dalam proses penyerangan. Dalam unggahan di Instagram, flotilla tersebut juga membagikan daftar nama beserta kewarganegaraan para aktivis yang berada di kapal yang diserang.

Data pelacakan resmi flotilla menunjukkan total 20 kapal sudah mendapat serangan, sementara 24 kapal lain masih berhasil melanjutkan perjalanan menuju Jalur Gaza. Salah seorang aktivis asal Turki, Erdem Ozveren, menyebut bahwa kapal mereka sempat berada kurang dari 30 mil laut dari wilayah Gaza sebelum akhirnya dihadang.

Konvoi kemanusiaan ini berlayar sejak akhir Agustus, membawa pasokan medis dan bantuan penting lainnya. Aksi kali ini tercatat sebagai salah satu misi terbesar dalam beberapa tahun terakhir, dengan lebih dari 50 kapal berlayar bersama, membawa lebih dari 500 sukarelawan sipil dari sedikitnya 45 negara.

Israel sendiri telah mempertahankan blokade ketat terhadap Gaza selama hampir 18 tahun. Situasi semakin memburuk sejak Maret lalu ketika perbatasan resmi ditutup dan pasokan makanan serta obat-obatan diblokir, membuat wilayah tersebut dilanda kelaparan parah.

Sejak Oktober 2023, gelombang serangan udara Israel dilaporkan telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai organisasi hak asasi manusia berulang kali memperingatkan bahwa Gaza semakin tidak layak huni, dengan wabah penyakit dan krisis pangan yang terus meluas.

Konvoi flotilla internasional ini menjadi simbol solidaritas global terhadap penderitaan rakyat Palestina, sekaligus sorotan baru terhadap blokade Israel yang dinilai memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.