RS Indonesia Diserang, Seluruh Fasilitas Medis di Gaza Utara Lumpuh Total
- VIVA
VIVA Tangerang – Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk. Serangan udara terbaru yang dilancarkan oleh militer Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Gaza Utara, telah melumpuhkan total semua fasilitas kesehatan di wilayah tersebut. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu 18 Mei 2025.
"Israel meningkatkan pengepungan dengan serangan besar-besaran di sekitar RS Indonesia. Mereka melarang masuknya pasien, tenaga medis, dan perbekalan, sehingga rumah sakit tersebut tidak lagi bisa beroperasi," demikian pernyataan resmi dari Kemenkes Gaza.
RS Indonesia Jadi Target, Gaza Utara Tanpa Layanan Medis
RS Indonesia merupakan fasilitas medis besar terakhir yang masih berfungsi di Gaza Utara, setelah sebelumnya RS Kamal Adwan dan RS Beit Hanoun juga berhenti beroperasi akibat serangan dan pengepungan.
Kini, seluruh rumah sakit umum di Gaza Utara telah lumpuh total. Warga sipil yang terluka tidak lagi memiliki akses ke perawatan medis, sementara fasilitas kesehatan darurat tidak mampu menampung lonjakan korban akibat serangan beruntun.
Korban Terus Bertambah, Anak-anak dan Perempuan Jadi Mayoritas
Serangan Israel terus berlangsung di seluruh wilayah Gaza. Pada hari Minggu, lebih dari 103 orang dilaporkan tewas, termasuk puluhan anak-anak dan perempuan.
Di Khan Younis (Gaza Selatan), RS Nasser mencatat 48 korban jiwa, termasuk 18 anak dan 13 perempuan.
Di kamp pengungsi Jabaliya, sebuah serangan menewaskan 9 anggota dari satu keluarga.
Di wilayah yang sama, serangan lanjutan menewaskan 10 orang, termasuk 7 anak dan seorang perempuan.
Di RS Shifa, wilayah Gaza Utara, tercatat 15 anak dan 12 perempuan meninggal dunia akibat serangan udara.
Di Gaza Tengah, 12 orang dilaporkan tewas, termasuk sepasang suami-istri dan anak mereka di Deir Al Balah, serta dua orang lainnya di kamp Nuseirat.
Blokade Ketat dan Pelanggaran Gencatan Senjata
Israel dilaporkan kembali melanggar gencatan senjata yang sempat disepakati pada pertengahan Maret, dan sejak saat itu memperketat blokade terhadap wilayah Gaza. Bantuan kemanusiaan berupa makanan, obat-obatan, dan bahan bakar tidak dapat masuk, memperparah penderitaan lebih dari dua juta warga Palestina yang terperangkap di wilayah konflik.
Blokade ini disebut sebagai bentuk “hukuman kolektif” yang melanggar hukum internasional, memicu kecaman luas dari komunitas global, termasuk lembaga kemanusiaan dan PBB.
Dunia Internasional Mendesak Gencatan Senjata dan Akses Kemanusiaan
Berbagai organisasi kemanusiaan menyerukan agar dunia internasional segera menekan Israel untuk menghentikan serangan dan membuka jalur kemanusiaan ke Gaza. RS Indonesia, yang selama ini menjadi simbol kerja sama kemanusiaan antara rakyat Indonesia dan Palestina, kini menjadi saksi bisu kekejaman yang terjadi di tengah konflik yang belum usai. (Antara)