Mengenal Sejjil, Rudal Balistik Jarak Menengah Iran yang Kini Digunakan Menggasak Israel
- VIVA
VIVA Tangerang – Ketegangan antara Iran dan Israel kembali meningkat tajam setelah Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) meluncurkan gelombang ke-12 dari operasi balasan “Operation True Promise 3” pada Rabu malam, 18 Juni 2025 waktu setempat. Dalam aksi militer kali ini, Iran untuk pertama kalinya menggunakan rudal balistik jarak menengah Sejjil, yang selama ini dikenal sebagai salah satu rudal strategis paling canggih dalam arsenal militer Republik Islam tersebut.
Rudal Sejjil diluncurkan langsung menuju target strategis di Beersheba, tepatnya menyasar Markas Komando Pusat Komunikasi, Kontrol, Komando dan Intelijen (C4I) milik militer Israel. Lokasi tersebut berada tidak jauh dari Soroka Medical Center, rumah sakit militer utama di kawasan selatan Israel.
Penggunaan rudal Sejjil dalam konflik terbuka ini bukan hanya menunjukkan eskalasi serius, tetapi juga menandai babak baru dalam pemanfaatan teknologi militer Iran di medan perang nyata.
Apa Itu Rudal Sejjil? Berikut Fakta-Fakta Pentingnya:
1. Spesifikasi Teknis Rudal Sejjil
Rudal Sejjil merupakan rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat yang dirancang dan diproduksi sepenuhnya oleh industri militer Iran. Rudal ini menggunakan sistem dua tahap, dan memiliki kemampuan jangkauan hingga 2.000 kilometer, membuatnya mampu mencapai target jauh di dalam wilayah Israel maupun negara-negara Teluk lainnya.
Beberapa spesifikasi teknis rudal Sejjil:
Panjang: 18 meter
Diameter: 1,25 meter
Berat saat peluncuran: ±23.600 kg
Hulu ledak: Sekitar 700 kg, diduga bertipe High Explosive (HE)
Jangkauan maksimum: ±2.000 km
Sejjil juga dikenal dengan nama alternatif Ashoura, dan pertama kali diperkenalkan secara publik pada 2008.
2. Teknologi dan Pengembangan: Rudal dengan Bahan Bakar Padat
Penggunaan bahan bakar padat merupakan keunggulan utama rudal Sejjil dibanding pendahulunya seperti Shahab-3 yang menggunakan bahan bakar cair. Teknologi ini memungkinkan peluncuran lebih cepat, mengurangi waktu persiapan, dan menghindari kemungkinan rudal dihancurkan saat masih di landasan.
Rudal ini diyakini mulai dikembangkan sejak akhir 1990-an, dan merupakan hasil dari program modernisasi roket Iran seperti Zelzal (SRBM). Beberapa laporan menyebutkan bahwa pengembangan Sejjil mendapat dukungan teknis dari China, terutama dalam hal propulsi dan navigasi.
Meski memiliki kecepatan peluncuran yang lebih baik, rudal berbahan bakar padat umumnya lebih sulit diarahkan secara presisi, karena kontrol terhadap dorongan mesin lebih menantang dibanding bahan bakar cair.
3. Jejak Operasional dan Uji Coba Rudal Sejjil
Peluncuran uji coba pertama Sejjil dilakukan pada tahun 2008, di mana rudal tersebut berhasil menempuh jarak sekitar 800 km. Uji coba kedua dilakukan pada Mei 2009, dengan peningkatan pada sistem navigasi dan kontrol.
Sejak saat itu, Iran melakukan beberapa kali pengujian tambahan, termasuk satu peluncuran yang menjangkau hampir 1.900 km ke arah Samudera Hindia—salah satu uji coba paling signifikan dalam sejarah program rudal Iran.
Namun, sejak tahun 2012, tidak ada lagi uji coba resmi Sejjil yang diumumkan, hingga rudal ini kembali digunakan dalam latihan militer besar “Great Prophet” pada tahun 2021.
Peluncuran Sejjil ke Israel: Simbol Peringatan atau Strategi Serangan?
Penggunaan Sejjil oleh Iran dalam konflik terbuka melawan Israel menunjukkan bahwa Teheran siap menggunakan rudal strategis jarak menengahnya jika situasi terus memanas. Tidak hanya sebagai bentuk pembalasan, peluncuran ini juga menjadi pesan kuat bahwa Iran memiliki kapabilitas militer yang mampu menembus sistem pertahanan rudal Israel.
Target serangan yang dipilih pun sangat signifikan: C4I Center Israel merupakan pusat kendali informasi dan operasi strategis militer, sehingga menunjukkan Iran menargetkan titik vital, bukan sekadar serangan simbolik.
Implikasi Regional dan Global
Dengan jangkauan hingga 2.000 km, Sejjil tidak hanya mengancam Israel tetapi juga menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara di Teluk, markas militer AS di Timur Tengah, hingga bagian selatan Eropa. Analis militer menilai bahwa penggunaan Sejjil bisa memicu:
Perlombaan senjata baru di kawasan
Kebutuhan peningkatan pertahanan rudal oleh negara-negara tetangga
Tindakan pembalasan berskala besar dari Israel atau sekutunya
Sejjil Jadi Tanda Iran Makin Percaya Diri Secara Militer
Penggunaan rudal balistik Sejjil oleh Iran dalam “Operation True Promise 3” mencerminkan tingkat kesiapan militer dan kepercayaan diri strategis Iran yang kian meningkat. Rudal ini bukan sekadar senjata konvensional, tetapi juga alat diplomasi keras (hard power) yang digunakan Iran untuk menunjukkan bahwa mereka mampu mempertahankan diri terhadap tekanan Barat dan sekutu-sekutunya.
Dengan ketegangan yang terus meningkat, dunia kini menunggu langkah selanjutnya: apakah konflik akan semakin melebar atau ada peluang deeskalasi melalui diplomasi? (Antara)