5 Fakta Terkini Soal Paparan Radioaktif Cesium-137 di Cikande

Anggota Tim Khusus Pelaksana mengukur tingkat paparan radiasi
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Tangerang – Kasus paparan radioaktif Cesium-137 (CS-137) di kawasan industri Cikande, Serang, Banten, menjadi perhatian besar publik. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), BAPETEN, dan Satgas penanganan CS-137 bergerak cepat untuk menekan risiko serta melakukan pemeriksaan massal terhadap warga dan pekerja di sekitar lokasi. Berikut lima fakta penting yang perlu diketahui masyarakat terkait kasus ini.

1. Sembilan orang positif paparan Cs-137, tapi tanpa gejala
Kemenkes memastikan dari total 1.562 orang yang diperiksa menggunakan whole-body counter (WBC), sembilan orang terdeteksi positif paparan CS-137. Menariknya, seluruh pasien dalam kondisi baik, tidak menunjukkan gejala, dan langsung mendapatkan penanganan di RS Fatmawati, Jakarta. Mereka diberi obat khusus bernama Prussian Blue untuk mengurangi kadar cesium di tubuh.

2. Proses deteksi dilakukan berlapis dan ketat
Pemeriksaan dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama, surveymeter digunakan untuk mendeteksi radiasi pada tubuh dan pakaian. Jika terdeteksi, warga diminta mandi, ganti pakaian, lalu diperiksa ulang. Tahap berikutnya, tes darah dilakukan untuk melihat kadar limfosit. Jika ditemukan penurunan, maka dilanjutkan dengan WBC guna mengidentifikasi paparan internal radiasi.

3. Dampak paparan jangka pendek dan jangka panjang
Ahli kesehatan menyebut paparan CS-137 bisa menimbulkan gejala jangka pendek, seperti mual, muntah, diare, sakit kepala, hingga penurunan sel darah putih. Pada tingkat lebih tinggi, risiko bisa meningkat menjadi kerusakan organ, perdarahan, bahkan kematian. Sedangkan dalam jangka panjang, paparan rendah berulang dapat meningkatkan risiko kanker, menurunkan sistem imun, serta berdampak buruk pada kehamilan.

4. Pemerintah lakukan langkah cepat di radius 5 km
Satgas penanganan CS-137 telah memperluas langkah penanganan hingga radius 5 km dari titik terpapar. Upaya yang dilakukan antara lain edukasi masyarakat, pemantauan kesehatan jangka panjang, serta komunikasi risiko agar masyarakat tetap waspada tanpa panik. Pemerintah juga menegaskan telah melakukan dekontaminasi di sejumlah titik untuk memastikan keamanan lingkungan.

5. Masyarakat diimbau tetap tenang dan ikuti pemeriksaan
Pemerintah mengingatkan masyarakat agar tidak termakan isu liar. Radiasi tidak bisa dilihat, didengar, atau dicium, sehingga pemeriksaan kesehatan menjadi langkah paling penting. Warga diminta mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), rajin mandi setelah aktivitas di area berisiko, menjaga asupan gizi, serta melapor ke tenaga medis jika muncul keluhan kesehatan.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa kewaspadaan terhadap risiko radiasi harus ditingkatkan, namun tidak perlu menimbulkan kepanikan berlebih. Pemerintah memastikan pengamanan lokasi, dekontaminasi, serta penanganan medis terus dilakukan secara berkelanjutan.