Puspaga Kota Tangerang Ajak Orang Tua Aktif Cegah Anak dari Kecanduan Game Online
- ANTARA
Tangerang – Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kota Tangerang mengimbau para orang tua untuk berperan aktif dalam mendampingi anak agar terhindar dari risiko kecanduan gim daring. Pendampingan ini dianggap penting guna menjaga kesehatan mental, fisik, serta prestasi akademik anak di era digital.
Psikolog Puspaga Kota Tangerang, Glori Telis Amanta, menjelaskan bahwa orang tua dapat menciptakan ruang aman bagi anak untuk berbagi cerita, termasuk pengalaman yang membuat mereka cemas atau tidak nyaman saat bermain gim online.
“Anak perlu merasa didengar dan didampingi agar mereka tahu bagaimana bersikap saat menghadapi situasi yang berisiko di dunia maya,” katanya.
Pentingnya Literasi Digital untuk Anak
Glori menekankan pentingnya mengajarkan literasi digital sejak dini. Orang tua diharapkan memberi pemahaman tentang cara melindungi diri di internet, misalnya tidak membagikan data pribadi dan berani menolak ajakan mencurigakan.
Selain itu, orang tua juga perlu menjadi teladan positif dengan menunjukkan keseimbangan dalam menggunakan gawai dan internet. “Atur waktu daring dan luring dengan bijak agar anak bisa mencontoh perilaku sehat dari orang tuanya,” tambah Glori.
Peran Pendampingan Orang Tua
Puspaga yang berada di bawah naungan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB) Kota Tangerang menegaskan bahwa peran orang tua bukan sekadar mengawasi, tetapi juga membimbing anak. Dengan begitu, pengalaman digital anak tetap aman, bermanfaat, serta bebas dari ancaman seperti cyberbullying maupun konten negatif.
“Kolaborasi antara orang tua dan anak dalam memahami risiko digital sangat penting. Dengan pendampingan yang tepat, anak bisa menjelajahi dunia maya secara positif dan edukatif,” ujarnya.
Risiko Kecanduan Game Online
Menurut Glori, salah satu ancaman terbesar dari gim daring adalah kecanduan. Anak yang terlalu lama bermain bisa mengabaikan belajar, tidur, bahkan aktivitas sosial di dunia nyata. Dampaknya tidak hanya pada prestasi akademik, tetapi juga kesehatan fisik dan mental.
Selain itu, konten kekerasan dalam gim serta interaksi yang memicu tekanan sosial atau perundungan digital (cyberbullying) juga bisa menimbulkan efek buruk pada anak. Bahkan, fitur pembelian dalam aplikasi gim dapat memicu masalah finansial jika tidak diawasi dengan baik.