Pentingnya Membiasakan Anak Terlibat dalam Keputusan Keluarga Kecil:

Orang Tua dan Anak
Sumber :

Tangerang – Sebagai orang tua, kita sering berpikir semua keputusan keluarga cukup dibicarakan antara ayah dan ibu. Padahal, anak juga bagian penting dari keluarga kecil. Membiasakan anak terlibat dalam keputusan — sekecil apapun — bisa membuat mereka merasa dihargai, didengar, dan belajar bertanggung jawab sejak dini.


Apa Manfaatnya?

7 Cara Membuat Anak Berani Berpendapat Sejak Dini

Mengikutsertakan anak dalam keputusan keluarga bukan berarti membebani mereka. Justru banyak nilai positif yang bisa ditanamkan, seperti:

  • Membangun rasa percaya diri — Anak merasa pendapatnya berarti.
  • Belajar kompromi & berdiskusi — Anak tahu cara menyampaikan keinginan tanpa memaksakan.
  • Melatih tanggung jawab — Anak belajar bahwa keputusan punya konsekuensi.
  • Meningkatkan kehangatan keluarga — Anak merasa punya “tempat” dalam keluarga.

Contoh Keputusan yang Bisa Melibatkan Anak

Tidak semua hal harus diputuskan bersama anak, tapi ada banyak hal sederhana yang bisa dijadikan latihan:

  • Memilih menu makan malam bersama.
  • Menentukan tujuan piknik akhir pekan.
  • Memilih warna cat kamar atau dekorasi.
  • Mengatur jadwal belajar atau bermain.
  • Membuat aturan baru di rumah, misalnya jadwal membersihkan mainan.
  • Cara Membiasakan Anak Ikut Diskusi Keluarga
Mendampingi Anak Menghadapi Bullying Tanpa Drama

Berikut beberapa langkah agar anak merasa nyaman terlibat:


1. Sesuaikan dengan Usia Anak

Anak TK tentu tidak bisa diberi keputusan rumit. Pilih topik yang mudah dipahami. Misalnya, beri pilihan: “Besok mau piknik ke taman atau ke kebun binatang?”


2. Dengarkan dengan Tulus

Cara Mengelola Konflik Saudara Tanpa Pilih Kasih

Saat anak menyampaikan pendapat, hindari memotong atau mengoreksi langsung. Biarkan anak merasa suaranya benar-benar didengar.


3. Hargai Pendapat Meski Tidak Bisa Diikuti

Tidak semua saran anak harus disetujui. Jika memang tidak memungkinkan, jelaskan alasannya dengan bahasa sederhana. Contoh: “Adik mau makan es krim terus, tapi kalau kebanyakan nanti sakit perut.”


4. Ajak Diskusi Rutin

Jadikan ini kebiasaan. Misalnya, adakan “family meeting” mingguan. Tidak harus formal — bisa sambil makan malam atau sebelum tidur.


5. Puji Anak atas Usaha Berdiskusi

Katakan hal positif seperti, “Ide kamu bagus sekali!” atau “Makasih sudah bantu kasih pendapat.”


Tips Agar Anak Tidak Merasa Terbebani

  • Jangan memaksa anak harus selalu punya jawaban.
  • Buat suasana diskusi santai dan menyenangkan.
  • Gunakan bahasa sesuai usia.
  • Libatkan anak pada hal-hal yang menyenangkan dulu.

Membiasakan anak terlibat dalam keputusan keluarga kecil memang butuh latihan. Tapi dari hal-hal sederhana, anak belajar rasa percaya diri, tanggung jawab, dan empati. Keluarga pun jadi terasa lebih hangat dan kompak, karena setiap suara punya ruang untuk di dengar.

Sudah siap ajak anak berdiskusi malam ini? Coba mulai dari hal sederhana: mau makan malam apa besok!