Mesir Tolak Jadi Jalan Pintas Penyelesaian Konflik Palestina

Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Tangerang – Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, menegaskan sikap negaranya bahwa Mesir tidak pernah dan tidak akan menjadi “gerbang” penyelesaian konflik Palestina dengan cara mengorbankan rakyat Palestina. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB pada Sabtu (27/9).

Perang atau Perdamaian? Ukraina Tak Beri Tanda Lanjutkan Negosiasi dengan Rusia

“Kami ingin menegaskan secara jelas bahwa Mesir tidak akan pernah menjadi pintu masuk untuk melenyapkan rakyat Palestina. Kami justru akan terus berdiri bersama mereka dalam mempertahankan tanah dan hak-hak nasionalnya,” ujar Abdelatty.

Menurutnya, setiap skenario yang melibatkan pemindahan paksa warga Palestina dari Jalur Gaza tidak bisa diterima. Mesir, lanjutnya, tetap siap bekerja sama dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam menyusun rencana perdamaian yang benar-benar dapat mengakhiri konflik berkepanjangan di kawasan tersebut.

Negosiasi Panas Gaza, Trump Sesumbar Bisa Hadirkan Perdamaian Abadi di Timur Tengah

Sebelumnya, pada Februari lalu, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih kendali atas Jalur Gaza dan memimpin rekonstruksi wilayah itu. Namun, ia juga menyebut bahwa penduduk Gaza harus dipindahkan secara permanen ke negara lain seperti Mesir atau Yordania. Rencana tersebut langsung menuai penolakan, terutama dari pihak Mesir yang sejak awal menegaskan keberatan atas segala upaya pemukiman kembali rakyat Palestina di luar tanah mereka sendiri.

Laporan Axios menyebut Trump telah menawarkan proposal perdamaian Gaza yang berisi 21 poin kepada sejumlah pemimpin Arab dan Muslim pada Selasa. Proposal itu antara lain mencakup penghentian total serangan, pembebasan sandera, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza. Selain itu, rencana tersebut menolak keterlibatan Hamas dalam tata kelola pascaperang dan mengusulkan pembentukan pasukan keamanan gabungan yang terdiri dari warga Palestina dan militer negara-negara Arab serta Muslim. Pemerintahan baru yang terbentuk nantinya akan dibiayai oleh negara-negara pendukung di kawasan.

Netanyahu Komentari Pidato Prabowo di Sidang PBB

Pernyataan tegas Mesir ini semakin menegaskan posisinya sebagai pihak yang menolak segala bentuk solusi yang mengorbankan rakyat Palestina. Mesir tetap menekankan bahwa jalan perdamaian hanya bisa tercapai jika hak dan keberlangsungan hidup rakyat Palestina dijamin sepenuhnya.