Fenomena "Rojali Rohana": Penjualan E-Commerce Naik, Tapi Nilai Belanja Turun

Ilustrasi Belanja Online.
Sumber :
  • VIVA

Tangerang – Industri e-commerce Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan jumlah konsumen, namun nilai rata-rata belanja per orang justru mengalami penurunan.

Roblox Perketat Aturan Baru, Konten Dewasa dan Kekerasan Kini Lebih Ketat Diawasi

Wakil Ketua Umum idEA (Asosiasi E-commerce Indonesia), Budi Primawan, menyebut fenomena ini sejalan dengan tren “rojali” (rombongan jarang beli) dan “rohana” (rombongan hanya nanya), di mana banyak konsumen aktif melihat produk atau bertanya, tetapi tidak berujung pada pembelian.

“Rata-rata belanja per orang per bulan menurun sekitar 13 persen, dari Rp543 ribu menjadi Rp470 ribu,” ujar Budi, Selasa (19/8).

Efek “Paradox of Choice” dalam E-Commerce: Terlalu Banyak Pilihan Membunuh Penjualan

Perubahan ini mencerminkan konsumen kini lebih selektif dalam berbelanja, fokus pada kebutuhan utama, serta semakin berhati-hati di tengah kondisi ekonomi yang menekan daya beli.

Selain itu, pola belanja juga makin menyebar karena konsumen beralih ke kanal lain seperti social commerce dan aplikasi pesan instan.

Ramalan Shio 21 Agustus 2025: Prediksi Keberuntungan dan Energi Setiap Shio

Budi menegaskan bahwa penurunan rata-rata belanja tidak semata dipengaruhi kebijakan pemungutan PPh Pasal 22 di marketplace, melainkan lebih pada melemahnya daya beli masyarakat.

Meski demikian, idEA optimistis momentum belanja besar seperti Harbolnas dapat mendorong kembali nilai transaksi. Survei Jakpat pada 31 Juli 2025 mencatat, 95 persen responden sudah berbelanja online di paruh pertama 2025—naik 4 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun, rata-rata belanja bulanan tetap turun menjadi Rp470.516 dari Rp543.250 pada periode yang sama tahun lalu.

Halaman Selanjutnya
img_title