Tudor dan Transformasi Juventus: Perubahan Strategi 4 Penyerang
- Tuttosport.com
VIVA Tangerang – Igor Tudor tak butuh waktu lama untuk menyadari bahwa Juventus yang diwarisinya dari Thiago Motta adalah tim besar yang tengah kehilangan jiwanya. Permainan yang buntu, serangan yang tak menggigit, dan seorang penyerang tengah seperti Dusan Vlahovic yang semakin terisolasi dalam sistem yang tak mendukungnya. Namun Tudor bukan sekadar manajer sementara—ia datang membawa perubahan. Dan bukan hanya sikap atau semangat baru, tapi juga pendekatan yang konkret, menyeluruh, dan ofensif.
Penampilan Juventus di babak pertama melawan AS Roma di Stadio Olimpico kembali menguak masalah yang telah lama menghantui Bianconeri: kemandulan di lini depan. Tim bermain proaktif, mendominasi bola, dan menekan lawan, namun semuanya mentok di sepertiga akhir. Vlahovic, meski aktif dalam permainan, kembali menjadi sosok yang nyaris tak memberi dampak. Bukan karena kurang usaha, tapi karena terlalu sendirian.
Maka dari itu, Tudor mulai menyusun resep baru: Juventus Formula 4, sebuah pendekatan ultra-ofensif dengan menurunkan empat penyerang sejak menit pertama. Sebuah perombakan taktik yang berani, namun terasa tepat waktu.
Formula 4: Revolusi Serangan Juventus
Dalam rencana barunya, Tudor menempatkan Vlahovic sebagai ujung tombak, tetapi bukan sendirian. Di belakangnya akan hadir kombinasi kreatif dan eksplosif: Kenan Yildiz dan Randal Kolo Muani, ditambah Nico Gonzalez yang akan menusuk dari sisi kanan. Di sisi sayap lain, Cambiaso dan Weah akan bersaing untuk menempati posisi bek sayap, menciptakan jalur lebar dan menambah tekanan dari sisi lapangan.
Tujuan utama dari formasi ini adalah menghapus isolasi yang selama ini dialami Vlahovic. Pemain asal Serbia itu bukan tipe penyerang yang dapat menciptakan ruang dan peluang seorang diri, apalagi dalam skema satu-dua cepat di ruang sempit seperti yang coba diterapkan saat melawan Roma. Dengan kehadiran Kolo Muani yang lebih lincah dan eksplosif, serta dukungan teknis dari Yildiz dan Gonzalez, Vlahovic bisa lebih fokus sebagai finisher murni.
Eksperimen ini bukan tanpa alasan. Dalam dua laga sebelumnya, melawan Genoa dan Roma, terlalu jelas bahwa Vlahovic tak mendapat cukup dukungan. Permainan kolektif yang coba dibangun kerap terhenti saat bola masuk ke kotak penalti lawan. Para pemain kreatif seperti Yildiz dan Thuram pun terlihat kesulitan mengaitkan diri dengan penyerang utama mereka.
Perubahan di Continassa: Latihan, Filosofi, dan Kecepatan
Di pusat latihan Continassa, angin perubahan berhembus kencang. Di bawah arahan Tudor, latihan kini berfokus pada duel satu lawan satu, kecepatan reaksi, dan vertikalisasi serangan. Filosofinya sederhana: sepak bola tidak harus rumit. Justru permainan yang lugas dan langsung bisa memberi hasil paling tajam.
“Juventus harus menyerang, harus mencetak gol,” tegas Tudor seperti yang dikutip Tuttosport.
Kini, Juventus tengah dalam fase transformasi. Para pemain mulai memahami pola pikir baru, yang menuntut keberanian dan determinasi untuk menekan lawan sejak awal. Tidak lagi kebingungan karena skema taktis yang berubah-ubah, tetapi bermain dengan struktur yang jelas dan tujuan utama: mencetak gol.
Tantangan Selanjutnya: Lecce, Malam Pembuktian
Ujian pertama dari revolusi ofensif Tudor akan datang pada Sabtu malam, saat Juventus menjamu Lecce. Tim asuhan Giampaolo itu sedang berjuang untuk bertahan di Serie A, namun bukan lawan yang bisa diremehkan. Meski begitu, perbedaan kualitas skuad dan mentalitas baru yang sedang dibangun di Turin membuat pertandingan ini wajib berakhir dengan kemenangan bagi Juventus.
Christian Vieri, legenda Italia, sempat menyuarakan keinginannya untuk melihat duet Vlahovic dan Kolo Muani sejak awal. Dan Tudor, yang menyadari potensi dari kombinasi ini, siap memenuhi harapan itu. Ia tahu, memainkan Vlahovic sendirian seperti di laga sebelumnya bukan hanya tidak efektif, tetapi juga kontraproduktif.
Sabtu malam akan menjadi malam pembuktian. Bagi Juventus, bahwa mereka belum selesai. Bagi Tudor, bahwa resep barunya layak dipercaya. Dan bagi Vlahovic, bahwa ia tak sendirian lagi dalam perjuangan mencetak gol.