Inner Child Orang Tua: Luka yang Tak Sengaja Diturunkan ke Anak
Tangerang – Pernahkah kamu merasa marah pada anak karena hal sepele, lalu menyesal setelahnya? Atau mungkin kamu merasa kewalahan menghadapi sikap anak yang sebenarnya tidak terlalu serius? Bisa jadi, itu bukan hanya tentang perilaku anak, melainkan tentang luka masa kecilmu yang belum selesai—inner child yang belum sembuh. Tanpa disadari, luka batin orang tua seringkali diwariskan ke anak melalui pola pengasuhan, ucapan, atau reaksi emosional.
Apa Itu Inner Child?
Inner child adalah bagian dalam diri seseorang yang membawa kenangan, emosi, dan pengalaman dari masa kecil—baik yang menyenangkan maupun menyakitkan. Jika seseorang mengalami luka emosional di masa kecil seperti diabaikan, dikritik terus-menerus, atau tidak pernah merasa cukup, luka itu bisa tertanam dalam inner child dan terbawa hingga dewasa. Ketika seseorang menjadi orang tua, luka-luka itu bisa muncul kembali, terutama dalam situasi pengasuhan yang memicu trauma serupa.
Bagaimana Luka Inner Child Orang Tua Menurun ke Anak?
Respons Emosional yang Berlebihan
Orang tua yang memiliki inner child terluka cenderung bereaksi berlebihan terhadap perilaku anak, misalnya mudah marah, merasa tersinggung, atau kecewa secara tidak proporsional. Anak pun bisa merasa takut, bingung, atau merasa dirinya “selalu salah.”Pola Asuh yang Berulang
Sering kali, orang tua tanpa sadar menerapkan pola pengasuhan yang sama dengan apa yang mereka alami, meski dulu mereka merasa tidak nyaman atau bahkan terluka oleh pola tersebut. Contohnya, orang tua yang dulu sering dimarahi bisa jadi juga mudah marah pada anak.Kurangnya Empati dan Validasi Emosi
Inner child yang belum sembuh membuat orang tua kesulitan memahami atau memvalidasi perasaan anak, karena dulu mereka sendiri tidak pernah mendapatkan hal tersebut. Akibatnya, anak merasa tidak dimengerti dan sulit mengembangkan kepercayaan diri.
Mengapa Menyembuhkan Inner Child Itu Penting?
Menyembuhkan inner child bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri, tetapi juga untuk anak. Anak belajar banyak hal dari cara orang tua bersikap dan merespons dunia. Dengan menyembuhkan luka batin, orang tua bisa memberikan pengasuhan yang lebih sadar, penuh kasih, dan tidak reaktif.