Musisi Dunia Ramai-Ramai Hengkang dari Spotify, Ada Apa?

Ilustrasi Spotify (freepik.com)
Sumber :
  • Freepik

TangerangSpotify kembali jadi sorotan publik. Kali ini bukan karena fitur barunya, melainkan karena keputusan sejumlah musisi internasional yang memilih angkat kaki dari platform tersebut. Alasan mereka? Terkait investasi CEO Spotify, Daniel Ek, dalam perusahaan pertahanan.

Investasi CEO Spotify Picu Kontroversi

Daniel Ek, sang pendiri dan CEO Spotify, diketahui menanamkan modal ke perusahaan pertahanan asal Jerman bernama Helsing melalui perusahaan investasinya, Prima Materia. Perusahaan tersebut kabarnya telah menyuntikkan dana sebesar USD 600 juta untuk mendukung pengembangan teknologi militer berbasis kecerdasan buatan (AI).

Investasi ini memicu respons negatif dari para musisi yang tidak ingin karya mereka berafiliasi dengan pendanaan alat perang atau kekerasan.

King Gizzard & the Lizard Wizard Mundur Duluan

Band psychedelic asal Australia, King Gizzard & the Lizard Wizard, menjadi salah satu yang paling vokal. Mereka baru-baru ini menghapus semua lagu mereka dari Spotify dan menyerukan kepada penggemar untuk beralih ke platform lain.

“Kami baru saja hapus musik dari Spotify. Saatnya menekan para teknisi ‘Dr. Evil’ ini untuk membuat keputusan lebih baik,” tulis mereka di Instagram Story.

Musisi Lain Ikut Menyusul

Tak hanya King Gizzard, band indie-rock Deerhoof juga memutuskan mundur. Dalam unggahan panjang mereka di Instagram, tertulis jelas kekecewaan mereka terhadap Spotify.

“Kami tidak ingin musik kami menjadi bagian dari teknologi tempur. Itu bukan jalan kami,” ujar mereka.

Mereka menambahkan bahwa proses penghapusan karya mereka dari platform sedang berlangsung, meski memerlukan waktu karena prosedur teknis.

Sementara itu, grup musik eksperimental Xiu Xiu juga menyatakan langkah serupa. Meskipun prosesnya lambat, mereka memastikan seluruh katalog musik akan segera ditarik dari Spotify.

Penyanyi folk Australia Leah Senior juga resmi meninggalkan Spotify sejak 1 Juli 2025. Ia menjadi salah satu solois yang menyuarakan keprihatinan terkait arah bisnis Spotify.

Label Musik Ikut Ambil Sikap

Label rekaman Kalahari Oyster Cult pun turut serta dalam gerakan ini. Setelah berdiskusi dengan para artis yang mereka naungi, mereka secara resmi menarik seluruh karya dari Spotify.

Dalam pernyataannya, mereka menegaskan bahwa mereka tidak ingin musik mereka berkontribusi pada platform yang mendukung pengawasan, kekerasan, dan perang.

“Jika tetap di Spotify, berarti kami mengingkari prinsip kami sendiri,” tulis mereka.

Spotify dalam Sorotan

Langkah ini memperpanjang daftar masalah yang menimpa Spotify. Sebelumnya, platform ini juga dikritik karena praktik AI music, serta dugaan keberadaan "artis hantu" yang menyebabkan royalti bagi musisi asli menurun.


Boikot yang dilakukan oleh para musisi terhadap Spotify menunjukkan bahwa dunia musik kini makin sadar akan etika bisnis dan arah investasi dari platform yang mereka gunakan. Bagi banyak artis, musik bukan sekadar karya hiburan, tapi juga bentuk pernyataan dan nilai. Apakah ini akan menjadi awal gelombang besar pindahnya musisi ke platform lain? Kita lihat saja.