Terapi ‘Decluttering Sosial’: Membersihkan Lingkaran Pertemanan Toksik
- VIVA
Tangerang – Di tengah maraknya tren decluttering barang di rumah demi hidup minimalis, pernahkah kamu berpikir untuk menerapkannya pada hubungan sosial?
Konsep decluttering sosial kini makin populer di kalangan anak muda yang mulai sadar bahwa beban hidup tidak hanya datang dari tumpukan barang, tetapi juga dari orang-orang di sekitar yang kerap menyedot energi secara berlebihan.
Bayangkan, kamu sudah lelah bekerja, punya mimpi besar yang ingin diwujudkan, tapi justru ‘diracuni’ komentar negatif, drama, atau sikap manipulatif dari orang yang katanya teman. Lalu, mau sampai kapan membiarkan diri terjebak dalam lingkaran yang merugikan?
Apa Itu Decluttering Sosial?
Secara sederhana, decluttering sosial berarti memilah mana relasi yang masih sehat dan mana yang sebaiknya diakhiri atau dijaga jaraknya.
Konsep ini mirip seperti kamu merapikan lemari baju: mana yang masih layak pakai, mana yang sudah usang, mana yang hanya memenuhi ruang.
Prinsipnya adalah: kualitas lebih penting daripada kuantitas. Teman sejati tak harus banyak, tapi cukup mendukung, jujur, dan mampu saling menumbuhkan.