Beberapa Negara yang Melarang Perayaan Hari Valentine
- VIVA
5. Malaysia: Pembatasan dengan Pendekatan Agama dan Sosial
Malaysia, yang juga mayoritas Muslim, memiliki kebijakan yang mirip dengan Indonesia dan Pakistan terkait perayaan Hari Valentine. Pemerintah Malaysia mengeluarkan peringatan untuk tidak merayakan Hari Valentine, terutama di kalangan remaja, karena dianggap dapat mendorong perilaku yang tidak bermoral. Beberapa lembaga keagamaan di Malaysia bahkan mengeluarkan fatwa yang melarang umat Islam untuk merayakan Hari Valentine dengan alasan bahwa perayaan ini lebih berkaitan dengan budaya non-Islam yang bisa mempengaruhi perilaku umat Muslim.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Departemen Agama Islam Malaysia melancarkan operasi untuk memantau dan mencegah pasangan yang tidak sah merayakan Hari Valentine. Dalam beberapa kasus, pihak berwenang juga melakukan razia di hotel-hotel dan tempat hiburan yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya pasangan yang merayakan Hari Valentine. Pemerintah Malaysia menganggap bahwa perayaan ini dapat memperburuk moralitas masyarakat, terutama di kalangan generasi muda.
6. Yaman: Larangan atas Nama Nilai Agama dan Sosial
Di Yaman, yang merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim, perayaan Hari Valentine juga dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Pada tahun 2015, pemerintah Yaman secara resmi mengeluarkan larangan terhadap perayaan Hari Valentine, dengan alasan bahwa perayaan ini bertentangan dengan ajaran agama dan budaya tradisional masyarakat Yaman. Seperti halnya di negara-negara lainnya, pemerintah Yaman melarang penjualan bunga, hadiah, dan kartu ucapan pada tanggal 14 Februari.
Otoritas setempat berpendapat bahwa perayaan ini dapat mendorong perasaan cinta yang berlebihan dan hubungan bebas yang tidak diikat oleh pernikahan sah, yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam dan norma sosial yang ada di negara tersebut. Selain itu, perayaan Hari Valentine dianggap sebagai pengaruh negatif dari budaya Barat yang tidak sesuai dengan kehidupan masyarakat Yaman yang lebih mengutamakan nilai-nilai keluarga dan kesederhanaan.
Meskipun Hari Valentine dirayakan di banyak negara sebagai simbol cinta dan kasih sayang, beberapa negara memilih untuk melarang atau membatasi perayaan ini karena berbagai alasan, baik agama, budaya, maupun sosial. Negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, Pakistan, Indonesia, Malaysia, dan Yaman menganggap bahwa perayaan ini bertentangan dengan nilai-nilai tradisional dan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk mereka. Larangan ini sering kali bertujuan untuk menjaga moralitas masyarakat dan mencegah pengaruh budaya asing yang dianggap merusak tatanan sosial yang telah ada.