Gaza Minta Bantuan Udara Dihentikan Karena Sebabkan Korban Jiwa dan Kekacauan
- VIVA
Tangerang – Pemerintah di Jalur Gaza menyampaikan kekhawatiran serius terhadap metode distribusi bantuan kemanusiaan lewat udara, yang dinilai justru memperparah kondisi masyarakat dan menambah jumlah korban.
Dalam pernyataan resminya, Rabu (6/8), Kementerian Dalam Negeri Gaza menegaskan bahwa penerjunan bantuan dari udara telah menyebabkan kepanikan massal, yang berujung pada insiden saling berebut bantuan dan menelan korban jiwa.
“Pengiriman bantuan melalui udara telah menimbulkan kekacauan di lapangan. Warga berdesakan dan saling berebut, bahkan dalam beberapa insiden menyebabkan korban tewas,” tulis pernyataan tersebut.
Tak hanya itu, otoritas Gaza juga menyebut bahwa kontainer bantuan yang dijatuhkan dari udara sering kali mendarat di area permukiman warga, termasuk tenda pengungsian. Hal ini mengakibatkan korban luka hingga meninggal, terutama di kalangan perempuan dan anak-anak.
Kondisi krisis pangan di Gaza semakin kritis, namun metode distribusi yang tidak terkontrol justru memperburuk keadaan.
Kementerian Dalam Negeri Gaza pun mendesak agar distribusi bantuan dialihkan melalui jalur darat, yang dinilai lebih aman dan terorganisir. Mereka menyatakan bahwa solusi nyata untuk mencegah bencana kemanusiaan yang lebih luas adalah dengan membuka seluruh akses perbatasan darat agar bantuan bisa masuk tanpa hambatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya juga telah mengangkat keprihatinan yang sama. Pada 23 Juli, WHO melaporkan peningkatan angka kematian akibat malanutrisi di Gaza. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan bahwa sekitar 10 persen populasi di Gaza kini mengalami malanutrisi akut. Bahkan, lebih dari 20 persen ibu hamil dan menyusui yang diperiksa menderita kondisi serupa.