PBB: Perluasan Permukiman Israel di Tepi Barat Ancam Warga Palestina dan Tingkatkan Risiko Pengungsian
- Antaranews
Tangerang – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa rencana Israel memperluas permukiman di Tepi Barat dapat membawa dampak kemanusiaan serius bagi warga Palestina. Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Rabu (20/8) menyebut pembangunan lebih dari 3.000 unit hunian baru di kawasan E1 berpotensi memisahkan wilayah Tepi Barat utara–tengah dengan bagian selatan.
OCHA menegaskan, jika rencana ini berjalan, akan ada konsekuensi besar, termasuk risiko pengungsian terhadap 18 komunitas Badui Palestina yang semakin meningkat.
Dampak Jalan Bypass dan Pembangunan Tembok
Selain pemukiman baru, Israel juga berencana membangun jalan pintas (bypass road) yang memaksa lalu lintas Palestina dialihkan dari jalur utama Yerusalem–Yerikho. Menurut OCHA, langkah ini mengganggu keterhubungan wilayah, memperpanjang waktu perjalanan, dan berdampak negatif pada akses warga terhadap layanan penting serta mata pencaharian mereka.
Lebih jauh, OCHA menyoroti rencana Israel mengepung kawasan E1 dengan tambahan bagian tembok. Kebijakan ini dinilai bertentangan dengan putusan Mahkamah Internasional 2004, yang menegaskan bahwa tembok keamanan yang dibangun di wilayah Palestina yang diduduki (OPT) harus dibongkar.
Krisis Kemanusiaan di Gaza
Di Jalur Gaza, kondisi semakin memburuk. Setiap hari anak-anak dan orang dewasa menjadi korban tewas, terluka, dan terpaksa mengungsi. Situasi diperparah dengan meningkatnya kelaparan dan malnutrisi di kalangan warga sipil.