Air Mata Erdogan dan Diamnya Dunia Islam atas Luka Gaza

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menangis.
Sumber :
  • euromoney

 

Gaza Palestina.

Photo :
  • VIVA

 

Pernyataan tersebut bukan hanya menyindir Barat, tapi juga menelanjangi standar ganda dunia dalam menyikapi hak asasi manusia. Ketika jurnalis terbunuh, media internasional diam. Ketika anak-anak Palestina menjadi korban, organisasi-organisasi besar tutup suara. Dunia telah terbiasa melihat penderitaan Gaza sebagai statistik, bukan sebagai tragedi nyata.

Kini, saat dunia Islam gagal bertindak, penderitaan Palestina menjadi semakin sepi dari pembelaan nyata. Maka, pertanyaannya: Masihkah kita pantas menyebut diri sebagai bagian dari umat, jika kita tak mampu menolong mereka yang ditindas?

Editorial ini bukan sekadar refleksi, tapi juga seruan. Jika air mata Erdogan tak menggerakkan kita, lalu apa lagi yang bisa?