5 Fakta Tragedi Maut Pesta Rakyat Garut: Polisi Gugur Saat Evakuasi Warga, Tiga Nyawa Melayang

Tragedi Pesta Rakyat Garut.
Sumber :
  • tvOne

VIVA Tangerang – Pesta Rakyat di Kabupaten Garut yang seharusnya menjadi perayaan penuh sukacita justru berubah menjadi tragedi. Tiga orang, termasuk seorang anggota Polri, meninggal dunia akibat kericuhan yang terjadi di gerbang utama Pendopo Garut, lokasi acara hiburan rakyat yang digelar dalam rangkaian pernikahan pejabat daerah.

Insiden memilukan ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat. Berikut lima fakta penting yang perlu diketahui terkait tragedi tersebut:


1. Bripka Cecep Saepul Bahri Gugur Saat Bertugas Evakuasi

Salah satu korban jiwa dalam tragedi ini adalah Bripka Cecep Saepul Bahri, anggota Polres Garut. Ia gugur saat menjalankan tugas pengamanan dan membantu mengevakuasi warga yang pingsan akibat desak-desakan massa di pintu masuk kawasan Pendopo Garut.

Kapolres Garut, AKBP Yugi Bayu Hendarto, menjelaskan bahwa Bripka Cecep awalnya mencoba membawa warga yang pingsan ke arah ambulans. Namun dalam proses evakuasi, ia ikut pingsan dan segera dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, nyawanya tidak tertolong.

“Beliau sempat mengevakuasi warga yang terjebak dan pingsan, tapi kemudian beliau juga pingsan dan akhirnya meninggal dunia,” ujar Kapolres.


2. Dua Warga Sipil Meninggal Dunia, Termasuk Anak Berusia 8 Tahun

Selain Bripka Cecep, dua korban lainnya adalah warga sipil yang ikut terjebak dalam kerumunan. Mereka adalah:

  • Vania Aprilia (8 tahun), warga Kelurahan Sukamentri, Garut Kota

  • Dewi Jubaeda (61 tahun)

Keduanya mengalami kondisi kritis setelah terinjak dan sesak napas di tengah desakan massa, dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia.


3. Insiden Terjadi Saat Pesta Rakyat Pernikahan Anak Pejabat

Tragedi ini terjadi dalam rangkaian acara pernikahan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina dengan Maula Akbar, putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Pesta rakyat dan panggung hiburan digelar untuk umum di kawasan Pendopo Garut sebagai bentuk syukuran atas pernikahan tersebut.

Namun antusiasme warga yang sangat tinggi membuat area gerbang utama penuh sesak dan tak terkendali. Ribuan warga memadati kawasan tersebut hingga akhirnya terjadi dorong-dorongan dan kepanikan.


4. Acara Pesta Rakyat Dihentikan Secara Resmi

Melihat kondisi yang semakin memburuk dan munculnya korban jiwa, pihak penyelenggara bersama aparat keamanan dan pemerintah daerah memutuskan untuk menghentikan seluruh rangkaian acara hiburan rakyat.

Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menyatakan keprihatinannya atas tragedi ini dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban yang gugur, terutama kepada keluarga Bripka Cecep.

“Beliau syahid dalam tugasnya. Semoga menjadi amal terbaik dan seluruh keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan,” ujar Bupati.


5. Evaluasi Sistem Pengamanan Jadi Sorotan Publik

Tragedi ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai kesiapan sistem pengamanan dalam acara publik berskala besar, terutama yang mengundang kerumunan masyarakat. Evaluasi menyeluruh perlu dilakukan oleh kepolisian dan pemerintah daerah agar insiden serupa tidak terulang kembali.

Para pengamat dan tokoh masyarakat menyerukan perlunya protokol manajemen massa yang ketat dan pembatasan jumlah peserta untuk menjaga keselamatan publik dalam acara serupa di masa depan.


Tags: , , , , , keamanan acara publik, korban pingsan pesta rakyat,