DKJ Imbau Masyarakat Peduli pada Benda Peninggalan Sejarah

Gedung Negara Grahadi Surabaya dibakar pada Sabtu (30/8) malam
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Tangerang – Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Bambang Prihadi, mengecam keras aksi perusakan terhadap bangunan dan benda bersejarah yang terjadi di sejumlah kota. Ia menegaskan bahwa peninggalan sejarah merupakan bagian penting dari identitas bangsa yang harus dijaga bersama.

“Saya benar-benar tidak habis pikir. Karena itu, saya mengutuk keras tindakan anarkis yang merusak bangunan dan benda bersejarah. Siapapun pelakunya, tindakan tersebut sangat tidak bisa dibenarkan. Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk sadar bahwa peninggalan sejarah adalah bagian dari diri kita sendiri,” ujar Bambang di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin.

Menurutnya, perusakan cagar budaya bukan hanya tindak kejahatan serius, tetapi juga tindakan yang melawan kemanusiaan. Benda-benda bersejarah tidak sekadar barang mati, melainkan saksi perjalanan bangsa yang membentuk Indonesia hingga saat ini.

“Kalau kita hancurkan peninggalan itu, artinya kita sedang menghancurkan diri kita sendiri. Sejarah bukan benda mati, melainkan bukti bahwa kita ada hingga hari ini,” tambah Bambang.

Sebelumnya, Kementerian Kebudayaan melaporkan kerusakan serius pada sejumlah bangunan bersejarah di Kediri, Surabaya, dan Bandung akibat aksi massa. Beberapa koleksi di Museum Bagawanta Bhari Kediri juga hilang, termasuk kepala patung Ganesha, kain batik kuno, hingga buku-buku bersejarah. Ada pula koleksi miniatur lumbung yang rusak parah.

Beruntung, sebagian koleksi lain seperti arca Bodhisatwa dan bata berinskripsi mantra berhasil diselamatkan oleh juru pelihara. Namun, insiden ini tetap meninggalkan kerugian besar.

Tidak hanya itu, Gedung Negara Grahadi di Surabaya, yang merupakan rumah dinas Gubernur Jawa Timur sekaligus cagar budaya berusia lebih dari dua abad, juga ikut terbakar. Gedung tersebut dibangun pada tahun 1795 dengan arsitektur khas kolonial Belanda, menjadikannya salah satu warisan berharga yang kini terancam.