Mentan Sebut Hilirisasi Perkebunan Ciptakan 1,6 Juta Lapangan Kerja Baru
- ANTARA
VIVA Tangerang – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa program hilirisasi komoditas perkebunan berpotensi besar dalam mendorong perekonomian nasional. Melalui hilirisasi, pemerintah menargetkan terciptanya 1,6 juta lapangan kerja baru, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat industri dalam negeri, serta membuka peluang ekonomi rakyat secara berkelanjutan.
“Hilirisasi perkebunan ini akan membuka 1,6 juta tenaga kerja baru,” ujar Amran saat rapat koordinasi bersama BUMN pangan di kantor PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Surabaya, Jawa Timur.
Langkah strategis ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto agar sektor pertanian memiliki nilai tambah lebih tinggi melalui hilirisasi. Menurut Mentan, selain mengembangkan industri turunan, program ini juga didukung replanting dengan bibit baru. Pemerintah bahkan telah menyiapkan anggaran Rp9,95 triliun, termasuk untuk pembagian bibit gratis kepada masyarakat.
Fokus pada Replanting dan Bongkar Ratoon
Dalam rapat koordinasi, Amran menyoroti komoditas tebu sebagai prioritas utama. Pemerintah mengalokasikan Rp1,6 triliun khusus untuk program bongkar ratoon atau peremajaan tebu yang sudah tidak produktif.
Biasanya, luas lahan bongkar ratoon hanya mencapai 5.000 hektare per tahun, namun kini meningkat drastis hingga 17.000 hektare atau naik 200 persen. Dengan tambahan dana tersebut, target program bongkar ratoon mencapai 100 ribu hektare, di mana 70 ribu hektare difokuskan di Jawa Timur yang mencakup 26 kabupaten.
“Bayangkan, hanya dengan kebijakan pemerintah, bongkar ratoon bisa meningkat tajam. Sekarang bahkan gratis untuk petani. Anggaran sudah cair, tinggal dimanfaatkan,” jelas Mentan.
Dukungan KUR Pertanian Tanpa Batas Akumulasi
Selain dukungan replanting, pemerintah juga memberikan kemudahan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian. Jika sebelumnya ada batas maksimal pinjaman subsidi, kini kebijakan tersebut dihapus. Artinya, petani dapat mengakses pembiayaan KUR tanpa batas akumulasi, asalkan memenuhi persyaratan yang berlaku.
Kebijakan ini disebut sebagai bentuk perhatian besar Presiden terhadap petani. “BUMN pangan dan PTPN akan bangkit secara eksponensial. Petani juga harus berani bertarung, karena pemerintah mendukung penuh,” tambah Amran.
Komoditas Strategis Perkebunan yang Dikembangkan
Selain tebu, pemerintah juga mendorong pengembangan berbagai komoditas strategis lain, di antaranya:
Kakao
Kelapa
Kopi
Mete
Lada
Pala
Dengan langkah tersebut, Indonesia diharapkan mampu menjadi negara unggul dan berjaya di sektor perkebunan pada masa mendatang.
Rapat koordinasi hilirisasi ini dihadiri sejumlah BUMN pangan, antara lain Pupuk Indonesia Holding Company, Perum Bulog, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Holding, PT Sinergi Gula Nusantara, PT Riset Perkebunan Nusantara, dan ID Food.