Emas sebagai Lindung Nilai (Hedge) Terhadap Inflasi

Ilustrasi Emas Logam Mulia Antam.
Sumber :
  • VIVA

Saham dapat memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka panjang, tetapi saham juga lebih berisiko, terutama selama periode ketidakpastian ekonomi dan inflasi tinggi. Ketika inflasi naik, beberapa sektor atau perusahaan mungkin terpengaruh negatif, yang menyebabkan penurunan harga saham. Di sisi lain, emas cenderung lebih stabil dan memiliki potensi kenaikan harga yang lebih besar selama inflasi tinggi.

3.2. Emas vs. Properti

3 Panduan Lengkap Memulai Investasi Emas bagi Pemula

Properti memang bisa menjadi instrumen investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang, tetapi properti juga menghadapi risiko inflasi yang tinggi dalam bentuk biaya perawatan dan pajak yang terus meningkat. Selain itu, properti juga tidak selalu likuid dan mungkin memerlukan waktu lama untuk dijual atau dinilai. Emas, dengan likuiditasnya yang tinggi, lebih mudah dibeli atau dijual kapan saja dan di mana saja, menjadikannya pilihan yang lebih fleksibel dibandingkan properti.

3.3. Emas vs. Uang Tunai

Uang tunai adalah bentuk aset yang paling rentan terhadap inflasi. Ketika inflasi terjadi, nilai uang tunai akan menurun secara signifikan. Sementara itu, emas memiliki sifat yang dapat mempertahankan nilai meskipun inflasi melanda. Oleh karena itu, menyimpan uang dalam bentuk emas sering kali lebih menguntungkan daripada menyimpannya dalam bentuk uang tunai.

4. Emas dalam Portofolio Investasi

8 Keunggulan Investasi Emas dibandingkan Instrumen Keuangan Lainnya

Menambahkan emas dalam portofolio investasi dapat membantu mendiversifikasi risiko dan melindungi nilai kekayaan Anda. Biasanya, investor tidak sepenuhnya mengalihkan kekayaannya ke emas, melainkan menjadikannya sebagai bagian dari portofolio yang lebih luas yang mencakup saham, obligasi, dan aset lainnya.

Halaman Selanjutnya
img_title