Mengapa Era Digital Menuntut CEO untuk Jadi Content Creator?

Ilustrasi konten kreator
Sumber :
  • Freepik

Tangerang – Di era digital yang serba cepat, peran seorang CEO tidak lagi sebatas pemimpin perusahaan yang hanya fokus pada strategi bisnis dan manajemen internal. Saat ini, CEO dituntut untuk mampu menjadi wajah perusahaan sekaligus content creator yang dapat membangun citra, kepercayaan, dan keterhubungan dengan audiens. Hal ini muncul karena transformasi digital mengubah cara perusahaan berkomunikasi dengan publik, khususnya melalui media sosial dan platform digital.

CEO Sebagai Representasi Brand

Strategi “Invisible Marketing”: Ketika Konsumen Tidak Sadar Mereka Sedang Dijual

Dahulu, tugas membangun citra perusahaan banyak dipegang oleh divisi public relations atau marketing. Namun, sekarang audiens ingin mengenal sisi autentik dari brand, dan hal tersebut paling kuat ditunjukkan oleh pemimpinnya. CEO yang aktif berbagi pandangan, pengalaman, hingga nilai-nilai personal dalam bentuk konten mampu memberikan wajah manusiawi pada perusahaan.

Misalnya, ketika seorang CEO berbagi pemikiran di LinkedIn atau membuat video singkat mengenai visi perusahaan di Instagram, hal ini bukan hanya sekadar promosi. Lebih jauh, konten tersebut bisa menjadi jembatan untuk menunjukkan kepemimpinan, inovasi, serta komitmen terhadap pelanggan dan masyarakat.

Kekuatan Storytelling

Seni Storyselling: Mengubah Narasi Jadi Uang

Era digital adalah era di mana storytelling lebih penting daripada sekadar angka. CEO yang mampu bercerita dengan baik akan lebih mudah menginspirasi karyawan, investor, hingga konsumen. Konten berupa artikel, podcast, hingga video singkat bisa menjadi sarana untuk membagikan kisah perjuangan perusahaan, pencapaian tim, atau pandangan tentang tren industri.

Dengan storytelling yang kuat, seorang CEO dapat menegaskan positioning perusahaan dan membedakan diri dari kompetitor. Inilah yang membuat kemampuan menjadi content creator semakin krusial.

Halaman Selanjutnya
img_title
Seni Negosiasi dengan “Silence Power” dalam Dunia Bisnis