Kecanduan Aplikasi Dating: Sisi Gelap Swiping Kanan Kiri
- Freepik
Tangerang – Di era digital, menemukan pasangan lewat aplikasi kencan online bukan hal baru. Tinder, Bumble, Tantan, hingga OKCupid seolah jadi ‘teman’ banyak orang yang ingin membuka peluang hubungan baru. Sayangnya, di balik kemudahan menemukan jodoh hanya dengan swiping kanan kiri, ada sisi gelap yang jarang dibicarakan: kecanduan aplikasi dating.
Kenapa Orang Bisa Kecanduan Swiping?
Aplikasi kencan dirancang dengan algoritma yang membuat penggunanya betah berlama-lama. Tiap kali mendapat ‘match’ atau kecocokan, otak akan memproduksi hormon dopamin, sama seperti saat seseorang mendapat ‘like’ di media sosial.
Perasaan senang dan puas itulah yang membuat pengguna terus swiping demi sensasi ‘reward’ instan. Bahkan tak sedikit orang menghabiskan waktu berjam-jam, hanya untuk mendapatkan validasi diri dari orang asing.
Tanda-Tanda Anda Kecanduan Aplikasi Dating
Kecanduan aplikasi dating bukan sekadar sering membuka aplikasi. Ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai, di antaranya:
Merasa cemas jika tidak memeriksa aplikasi kencan dalam sehari.
-
Sulit menghentikan kebiasaan swiping meski sedang sibuk.
Mengabaikan hubungan nyata demi ‘match’ baru.
Sering merasa bosan atau kehilangan minat setelah chatting singkat.
Mengukur harga diri dari seberapa banyak orang yang ‘match’.
Jika Anda merasakan tanda-tanda ini, bisa jadi Anda mengalami pola adiktif yang berbahaya.
Dampak Psikologis Kecanduan Aplikasi Dating
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi kencan secara berlebihan dapat menurunkan kepercayaan diri. Banyak pengguna merasa minder ketika tidak mendapatkan ‘match’ yang diharapkan.
Selain itu, perilaku swiping terus-menerus bisa membuat orang susah fokus pada hubungan nyata. Beberapa orang bahkan mengalami dating burnout, yaitu kelelahan emosional akibat terlalu sering membuka obrolan dengan orang baru tanpa ada hasil nyata.
Bahaya Swiping Kanan Kiri yang Jarang Disadari
Swiping kanan kiri memang tampak sepele, tetapi jika dilakukan tanpa kendali, bisa berdampak pada pola pikir. Banyak orang jadi terbiasa menilai seseorang hanya dari penampilan fisik atau profil singkat, bukan kepribadian utuh.
Lama-kelamaan, perilaku ini dapat memengaruhi cara seseorang membangun hubungan di dunia nyata. Hubungan jadi cepat bosan, mudah pindah ke orang lain, dan sulit berkomitmen.
Bagaimana Cara Menghentikan Kecanduan Aplikasi Kencan?
Langkah awal adalah menyadari kapan Anda mulai menggunakan aplikasi kencan secara berlebihan. Buat batasan waktu penggunaan, misalnya hanya 30 menit per hari.
Cobalah fokus pada pertemuan nyata. Jika sudah menemukan ‘match’ yang cocok, segera jadwalkan kopi darat, daripada terjebak chatting tanpa ujung. Anda juga bisa mencoba ‘detox digital’, dengan menonaktifkan aplikasi sementara.
Kehadiran aplikasi kencan memang mempermudah orang untuk bertemu pasangan baru. Namun, di balik itu, kecanduan aplikasi dating dapat mengganggu kesehatan mental dan hubungan sosial Anda.
Gunakan aplikasi dengan bijak, kenali tanda-tanda berlebihan, dan fokuslah pada hubungan yang nyata. Jangan sampai swiping kanan kiri membuat Anda lupa bagaimana cara menjalin koneksi sesungguhnya.