Orang Tua Perlu Dampingi Anak Bermain Roblox, Ini Alasannya

Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak Tanpa Paksaan
Sumber :

Tangerang – Roblox kini menjadi salah satu platform game online yang paling digemari anak-anak, termasuk di Indonesia. Di balik tampilannya yang penuh warna dan fitur kreatif, Roblox juga menyimpan potensi risiko yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) menekankan pentingnya peran aktif orang tua dalam mendampingi anak saat bermain game daring ini, khususnya untuk anak berusia di bawah 10 tahun.

Jalan Kaki vs Treadmill: Mana yang Lebih Efektif untuk Kesehatan dan Kebugaran?

Menurut Glorya Famiela Ralahallo, Wakil Ketua Bidang Kompetisi PBESI, Roblox memang bisa menjadi tempat anak mengembangkan imajinasi, bahkan menjadi awal ketertarikan mereka pada dunia coding atau desain game. Namun, potensi positif ini hanya bisa diraih jika ada pengawasan yang tepat.

“Orang tua harus melek teknologi dan terlibat langsung dalam aktivitas digital anak, agar manfaat bermain game seperti Roblox bisa dirasakan tanpa menimbulkan risiko,” ujarnya dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta.

7 Alat Olahraga di Rumah yang Praktis dan Efektif untuk Jaga Kebugaran

Roblox menyediakan ribuan permainan mini yang dibuat oleh pengguna dari berbagai penjuru dunia. Sayangnya, tidak semua konten dalam Roblox difilter secara optimal. Beberapa game bahkan mengandung unsur kekerasan, horor, atau bahasa yang tidak pantas untuk anak-anak.

Glorya menyarankan, jika anak tetap ingin bermain Roblox di usia di bawah 10 tahun, maka pendampingan ekstra ketat dari orang tua sangat dibutuhkan. Bukan hanya soal membatasi waktu bermain, tetapi juga memantau jenis game yang dimainkan dan interaksi dengan pemain lain.

Diet Ala Jepang Bisa Bantu Kurangi Risiko Depresi, Ini Penjelasannya

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa larangan bermain tanpa penjelasan justru membuat anak makin penasaran. Sebaliknya, orang tua sebaiknya ikut mempelajari dunia digital anak, sekaligus menjadi mitra diskusi agar anak merasa aman dan terbuka.

“Edukasi digital parenting itu bukan cuma soal kontrol, tapi juga soal koneksi emosional,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
img_title