Cara Mengajarkan Toilet Training kepada Anak

Ilustrasi seorang anak buang air di toilet
Sumber :
  • Freepik

VIVA Tangerang – Mengajarkan toilet training kepada anak merupakan salah satu tahap penting dalam tumbuh kembang si kecil. Meski terlihat sederhana, proses ini bisa menjadi tantangan bagi orang tua karena membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan pendekatan yang tepat. Dengan strategi yang benar, toilet training bisa membantu anak lebih mandiri sekaligus menjaga kebersihan serta kesehatan mereka.

Kapan Waktu yang Tepat Memulai Toilet Training?

Cara Mengakrabkan Anak dengan Orang Tua dan Lingkungan Sejak Dini

Tidak ada usia pasti kapan anak harus mulai toilet training, tetapi umumnya dilakukan ketika anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun. Tanda-tanda anak siap dilatih antara lain:

  • Bisa duduk dengan stabil di potty atau toilet kecil.

  • Cara Membangun Bonding Kuat antara Ayah dan Anak

    Mampu mengungkapkan rasa ingin buang air kecil atau buang air besar.

  • Popoknya sering tetap kering dalam beberapa jam.

  • Cara Membiasakan Anak Makan Sayur Tanpa Drama di Meja Makan

    Menunjukkan rasa tidak nyaman saat popoknya basah atau kotor.

Jika tanda-tanda ini sudah terlihat, orang tua bisa mulai mengenalkan toilet training secara perlahan.

Langkah-Langkah Toilet Training yang Efektif

  1. Kenalkan Potty atau Toilet Mini
    Ajak anak berkenalan dengan potty khusus anak. Pilih desain yang nyaman dan menarik agar si kecil lebih semangat mencobanya.

  2. Biasakan Rutinitas
    Latih anak untuk duduk di potty pada waktu-waktu tertentu, misalnya setelah bangun tidur atau setelah makan. Rutinitas ini membantu anak mengenali pola buang airnya.

  3. Gunakan Bahasa yang Sederhana
    Jelaskan dengan kata-kata yang mudah dipahami, seperti “pipis” atau “ee”, agar anak mengerti apa yang dimaksud.

  4. Berikan Contoh Positif
    Anak biasanya belajar dari meniru. Orang tua bisa memberi contoh atau membiarkan anak melihat kakaknya menggunakan toilet.

  5. Pujian dan Apresiasi
    Berikan pujian saat anak berhasil menggunakan potty, meskipun masih ada kesalahan. Apresiasi sederhana akan membuat anak merasa bangga dan termotivasi.

  6. Hindari Hukuman
    Saat anak belum berhasil, jangan memarahinya. Hukuman justru membuat anak stres dan menghambat proses toilet training.

Tantangan dalam Toilet Training

Beberapa anak mungkin mengalami kesulitan, seperti takut duduk di potty, sering menahan buang air, atau kembali ngompol di malam hari. Hal ini wajar dan bagian dari proses belajar. Orang tua perlu sabar, konsisten, dan tidak membandingkan anak dengan orang lain.

Jika kesulitan berlangsung lama, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk memastikan tidak ada masalah medis yang mendasari.

Tips Sukses Toilet Training

  • Gunakan celana dalam khusus anak sebagai transisi dari popok.

  • Bawa anak ke toilet secara rutin meskipun ia belum bilang ingin BAB/BAK.

  • Buat suasana menyenangkan dengan lagu atau cerita.

  • Selalu siapkan pakaian ganti saat bepergian untuk mengantisipasi kecelakaan kecil.

Toilet training adalah proses penting untuk melatih kemandirian anak sejak dini. Dengan kesabaran, rutinitas yang konsisten, serta dukungan positif dari orang tua, anak akan lebih cepat terbiasa menggunakan toilet. Ingat, setiap anak unik, jadi jangan terburu-buru. Fokuslah pada proses, bukan sekadar hasil.