Mengenal Tahi Lalat: Tanda Alami atau Sinyal Bahaya Kesehatan?
- Freepik
VIVA Tangerang – Tahi lalat adalah salah satu ciri kulit yang hampir dimiliki semua orang. Bentuknya kecil, berwarna cokelat hingga hitam, dan dapat muncul di bagian tubuh mana saja. Meski terlihat sederhana, banyak orang sering penasaran bahkan khawatir apakah tahi lalat hanyalah tanda alami atau bisa menjadi gejala berbahaya bagi kesehatan.
Apa Itu Tahi Lalat?
Dilansir dari Primaya Hospital, tahi lalat atau dalam istilah medis disebut nevus pigmentosus merupakan bintik kecil di kulit yang terbentuk akibat penumpukan sel melanosit, yaitu sel penghasil pigmen kulit. Faktor hormon juga berperan dalam kemunculannya.
Bentuk tahi lalat bisa bervariasi, ada yang rata, sedikit menonjol, hingga berbentuk benjolan. Biasanya, orang berkulit terang lebih berisiko memiliki tahi lalat dibandingkan dengan mereka yang berkulit gelap. Selain itu, faktor genetik juga memengaruhi karena beberapa jenis tahi lalat dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
Sebagian besar tahi lalat muncul sejak lahir atau pada masa kanak-kanak hingga usia 25 tahun. Secara umum, kondisi ini termasuk tumor jinak yang tidak berbahaya.
Apakah Tahi Lalat Bisa Berbahaya?
Pada dasarnya, tahi lalat tidak menimbulkan masalah serius. Namun, letaknya bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, misalnya saat bercukur atau ketika tersangkut pakaian. Di sisi lain, ada pula yang merasa risih karena memengaruhi penampilan.
Walau jarang, tahi lalat berpotensi berkembang menjadi kanker kulit melanoma. Oleh karena itu, penting mengenali ciri-ciri tahi lalat yang patut diwaspadai, antara lain:
Bentuk, ukuran, atau warna mengalami perubahan.
Tepi tahi lalat tidak rata.
Tidak simetris.
Warna bercampur (dua hingga tiga warna atau lebih).
Diameter lebih dari 6 mm.
Menimbulkan gatal, nyeri, hingga keluar darah atau cairan.
Jumlahnya sangat banyak (lebih dari 50 di tubuh).
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda menemukan tanda-tanda di atas, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter kulit. Pemeriksaan medis dapat membantu memastikan apakah tahi lalat masih tergolong jinak atau memerlukan tindakan khusus. Dengan deteksi dini, risiko kanker kulit bisa ditekan dan penanganan lebih cepat dilakukan.
Tahi lalat memang umumnya tidak berbahaya, namun selalu penting untuk memperhatikan perubahan pada kulit. Merawat kesehatan kulit bukan hanya soal penampilan, tetapi juga langkah pencegahan terhadap penyakit serius.