Anak Aktif Bukan Berarti Hiperaktif: Ini Bedanya dan Cara Menghadapinya
VIVA Tangerang – Apakah anak Anda sulit diam, selalu ingin bergerak, dan tampak penuh energi?
Sering kali, perilaku seperti ini langsung dilabeli sebagai hiperaktif. Padahal kenyataannya, anak yang aktif tidak selalu mengalami gangguan hiperaktivitas (ADHD). Mereka bisa saja hanya memiliki karakter yang energik dan penuh semangat eksplorasi—sesuatu yang sangat normal dalam tahap tumbuh kembang.
Namun, penting bagi orang tua untuk memahami perbedaan antara anak yang aktif secara sehat dan anak dengan hiperaktivitas yang perlu perhatian khusus. Dengan begitu, Anda bisa memberikan pendekatan yang tepat, tanpa terlalu membatasi, tetapi juga tidak membiarkan potensi masalah terabaikan.
Ciri-Ciri Anak Aktif Normal
Suka bermain dan mencoba hal baru
-
Tidak bisa diam terlalu lama, tapi bisa fokus pada hal yang disukai
Bereaksi cepat terhadap rangsangan di sekitarnya
-
Bisa tenang saat dibacakan cerita atau menonton
Emosi stabil dan bisa diarahkan dengan baik
Ciri-Ciri Anak Hiperaktif (Kemungkinan ADHD)
Sangat sulit fokus meski pada aktivitas yang disukai
Tidak bisa duduk tenang bahkan untuk waktu sangat singkat
Sering memotong pembicaraan, tidak bisa menunggu giliran
Bertindak impulsif (misalnya tiba-tiba lari, melempar barang)
Sulit mengontrol emosi, sering tantrum atau ledakan marah
Terjadi terus-menerus dan mengganggu aktivitas harian di rumah/sekolah
Catatan: ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) hanya bisa didiagnosis oleh psikolog atau psikiater anak berdasarkan observasi menyeluruh.
Mengapa Anak Bisa Terlihat Sangat Aktif?
Usia dan Tahap Tumbuh Kembang: Balita dan anak TK memang berada di fase motorik aktif.
Rasa Ingin Tahu Tinggi: Anak belajar lewat gerak dan eksplorasi.
Kurang Saluran Energi: Anak yang kurang olahraga atau bermain di luar bisa terlihat ‘berlebihan’ saat punya kesempatan bergerak.
Stimulasi Lingkungan: Gadget berlebihan bisa memicu ledakan energi saat akhirnya lepas layar.
Tips Bijak Mendampingi Anak Aktif
1. Berikan Saluran Energi yang Positif
Libatkan anak dalam aktivitas fisik seperti bersepeda, berenang, atau menari.
2. Buat Jadwal Seimbang
Atur waktu antara bermain, belajar, makan, dan istirahat. Anak aktif butuh rutinitas untuk belajar disiplin.
3. Kurangi Penggunaan Gadget
Terlalu banyak screen time dapat meningkatkan impulsivitas dan mengurangi fokus anak.
4. Latih Kemampuan Fokus secara Bertahap
Mulai dari aktivitas singkat yang menarik seperti mewarnai, puzzle, atau menyusun lego.
5. Hindari Label Negatif
Jangan menyebut anak “nakal”, “nggak bisa diem”, atau “bikin capek”. Ini bisa memengaruhi harga diri anak.
Kapan Harus Konsultasi ke Ahli?
Jika anak:
Kesulitan fokus secara ekstrem dalam segala aktivitas
Tidak bisa mengontrol perilaku impulsif meski sudah diarahkan
Sering mengganggu lingkungan (di sekolah atau rumah)
Terlihat berbeda jauh dari anak seusianya dalam hal kontrol diri
Maka, sebaiknya konsultasikan ke psikolog anak atau dokter tumbuh kembang.
Penutup
Tidak semua anak yang aktif adalah hiperaktif. Banyak dari mereka hanya sedang tumbuh dengan semangat yang besar dan rasa ingin tahu tinggi. Orang tua perlu memahami perbedaannya agar bisa mendampingi dengan sabar, bijak, dan penuh dukungan. Dengan pendekatan yang tepat, anak aktif bisa tumbuh menjadi pribadi yang kreatif, mandiri, dan percaya diri.