Anggota Parlemen Eropa Kecam Kesepakatan Dagang EU-AS, Dinilai Tidak Seimbang

Presiden AS Donald Trump
Sumber :
  • ANTARA

Tangerang – Seorang anggota parlemen senior Uni Eropa menyampaikan kekhawatiran serius terhadap rancangan perjanjian perdagangan terbaru antara Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS). Ia menilai kesepakatan tersebut berpotensi merusak kestabilan ekonomi kawasan dan mengancam lapangan pekerjaan.

3 Aktivis Asing di Kapal Bantuan untuk Gaza Setuju Dideportasi dari Israel

Bernd Lange, Ketua Komite Perdagangan Internasional di Parlemen Eropa, menyebut bahwa rancangan tersebut sangat merugikan pihak Eropa. Menurutnya, tarif 15 persen yang akan dikenakan atas seluruh ekspor UE ke AS merupakan bentuk ketimpangan yang tidak bisa diterima. Hal ini berarti kenaikan hingga empat kali lipat dari tarif rata-rata saat ini, sementara barang-barang ekspor dari AS justru mendapatkan tarif nol dari UE.

“Perjanjian ini cenderung berat sebelah. Kompromi yang dibuat terasa sangat sulit untuk disetujui,” ujar Lange dalam keterangan resminya pada Minggu.

Trump: Israel Harus Ambil Keputusan Soal Gaza Setelah Gagalnya Gencatan Senjata

Sebelumnya di hari yang sama, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan bahwa kedua pihak telah mencapai kesepakatan dagang. Salah satu poin utamanya adalah AS akan memberlakukan tarif dasar 15 persen untuk produk asal Uni Eropa.

Meski disebut sebagai langkah menuju perdagangan yang lebih seimbang, perjanjian ini juga membuka peluang besar bagi AS untuk menerapkan tarif luas terhadap produk Eropa, sekaligus mendapatkan akses tanpa bea terhadap komoditas strategis mereka.

PM Kamboja Tegaskan Siap Gencatan Senjata Tanpa Syarat dengan Thailand, Respons Positif Usulan Trump

Di sisi lain, Uni Eropa sepakat untuk membeli energi dari AS senilai USD 750 miliar dan menanamkan investasi tambahan sebesar USD 600 miliar di Amerika, termasuk dalam sektor teknologi militer.

Menurut Lange, peningkatan impor gas alam cair dari AS memang sudah diprediksi karena Eropa tengah berupaya mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dari Rusia. Namun, ia mempertanyakan motif dan manfaat dari rencana investasi tambahan tersebut, terutama yang berhubungan dengan teknologi pertahanan Amerika.

Halaman Selanjutnya
img_title